jpnn.com, KARANGANYAR - Jangan kaget. Sebentar lagi, kawasan hutan lindung Tawangmangu Karanganyar, Jawa Tengah bakal disulap menjadi Taman Sakura di Lawu (Sakral).
Proses ini melibatkan kerja sama dari berbagai pihak, yaitu Balai Litbang Teknologi Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (Balitek DAS) Solo Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Perum Perhutani KPH Surakarta, Kebun Raya Cibodas-LIPI dan Fakultas MIPA-Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dan PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN).
BACA JUGA: Bisnis Baru Kehutanan Ini Bisa Pacu Perwujudan Nawacita
Pada proses penanaman awal akan ditanam pohon sakura sebanyak 60 batang, seluas 1,2 Ha. Selanjutnya dalam 5 tahun ke depan akan diperluas menjadi 5 Ha. Diharapkan 2-3 tahun ke depan bisa berbunga.
“Sakura di Osaka Jepang indah sekali. Saya ingin kelak kemudian hari terjadi di sini (Taman Sakura Tawangmangu). Saya ingin siapa pun yang nanti akan merawat, berikan pemandangan, kebersihan, dan tempat yang bagus, sehingga tidak hanya indah digambar tapi kenyataannya juga indah,” kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, saat memberikan sambutan pada acara puncak peringatan 60 tahun diplomatik Indonesia – Jepang, di Tawangmangu, akhir Januari kemarin.
BACA JUGA: Ayo Lindungi dan Selamatkan Orang Utan di Indonesia!
Pembangunan Taman Sakral didesain berbentuk gunungan dan cakra manggilingan, yang menunjukkan akulturasi dua budaya. Sakura, gunungan dan cakra manggilingan merupakan simbol-simbol kefanaan kehidupan, yang dilingkupi adanya kebahagiaan, kesedihan, kemunduran, maupun kejayaan yang silih berganti namun perlu dimotivasi untuk menggapai akhir kesempurnaan dalam keabadian.
BACA JUGA: Boyong Jajaran Eselon I, Menteri Siti Kunjungi PBNU
Diketahui bahwa pembangunan Taman Sakral melalui Program Toyota Forest ini merupakan salah satu upaya untuk memperingati hubungan diplomatik Jepang-Indonesia yang sudah berjalan dengan baik selama 60 tahun, sekaligus untuk menumbuhkembangkan objek wisata di Tawangmangu Karanganyar Jateng dengan nuansa alam seperti di Jepang.
Dalam proses kerja sama tersebut, parapihak mempunyai peran masing-masing. Balitek DAS Solo mengkoordinatori parapihak mulai dari penyusunan naskah kerjasama sampai penanaman dan pemeliharaan tanaman. Kebun Raya Cibodas-LIPI dan UNS menyediakan bibit/benih dan ahli atau pakar dalam tanaman Sakura dan bimbingan akademis lainnya, Perum Perhutani KPH Surakarta menyediakan lahan dan bertanggung jawab juga dalam penanaman dan pemeliharaan tanaman, sedangkan pendanaan berasal dari PT. TMMIN.
Dalam acara tersebut, Ganjar bersama Presiden Direktur PT TMMIN, Warih Andang Tjahjono melakukan penanaman perdana pohon sakura di Tawangmangu. Pada kesempatan tersebut juga dihadiri oleh Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, Adi Pradana, Deputy Chief of Mission Kedubes Jepang untuk Indonesia, Kozo Honsei, serta Sekretaris Direktur Jenderal Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL), Dr. Murdiyono. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PT Jambi Menangkan KLHK atas Korporasi Penyebab Karhutla
Redaktur : Tim Redaksi