jpnn.com, JAKARTA - Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahudin Uno, Djoko Santoso menjelaskan maksud pernyataan capres nomor urut 02 yang menyebut Indonesia akan punah jika pihaknya kalah di Pilpres 2019.
Menurut Djoko, pernyataan Prabowo mengambil dari sejarah kerajaan-kerajaan terdahulu yang ada di Nusantara, sebelum Indonesia terbentuk.
BACA JUGA: Sindiran Moeldoko untuk Prabowo soal Pemberantasan Korupsi
"Pertama, lihat historis kerajaan-kerajaan. Semakin kemari, semakin singkat usianya. Kerajaan Sriwijaya itu berusia 300 tahun, sementara Demak hanya puluhan tahun. Tentunya harus kritis (melihat fakta yang ada)," ujar Djoko di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (20/12).
Mantan Panglima TNI ini mengungkapkan, negara seperti manusia yang bisa sakit bahkan memiliki umur tersendiri jika tidak dirawat dengan baik.
BACA JUGA: Kiai Maruf Tertantang soal Jabar dan Banten
"Negara itu seperti manusia, bisa terkena serangan jantung, liver pada umur 80 sampai 90 tahun. Uni Soviet habis, Yugoslavia habis, bahkan Amerika juga pernah perang saudara dan lebih banyak korbannya dari perang dunia. Jadi negara-negara itu bisa terserang penyakit, yang akibatnya bisa habis," ucapnya.
Djoko lebih lanjut mengatakan, di penghujung abad 20, dunia bergerak begitu cepat memasuki era globalisasi dan perubahan iklim. Salah satu arus globalisasi yang paling menakutkan, peredaran narkoba yang begitu merajalela. Kemudian, kesenjangan sosial yang belum bisa diatasi.
BACA JUGA: Menperin: Indonesia Tidak Akan Punah, Justru Lebih Maju
"Jadi inilah yang kita hadapi, masih banyak lagi kesenjangan sosial. Menurut Profesor Edi Swasono, yang miskin dan kaya makin jauh. Ini semua jadi ancaman yang membahayakan bangsa," pungkas Djoko.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Kwik Tak Mau Kontrak Pertambangan Asing Diperpanjang
Redaktur & Reporter : Ken Girsang