jpnn.com - JAKARTA - Peneliti Setara Institut, Hendardi menilai Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri punya hitungan politik tersendiri sehingga belum mengumumkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden (capres) dari partai berlambang kepala banteng itu. Hendardi menyebut salah satu alasan Jokowi belum dideklarasikan karena Megawati tak mau jagonya langsung menjadi bulan-bulanan lawan politik.
Hendardi mengatakan, langkah politik Megawati itu bisa dibilang tepat. “Bernilai strategis, lebih untuk mengantisipasi munculnya serangan politik terhadap Jokowi pada saat awal apabila akan dimajukan sebagai capres," kata Hendardi kepada wartawan di Jakarta, Rabu (12/3).
BACA JUGA: Kumpulkan Ratusan Kades, PDIP Beber Konsep Pengembangan Desa
Hendardi menambahkan, sangat mungkin lawan-lawan politik Jokowi akan mencari celah atau kelemahan mantan Wali Kota Surakarta itu. Apalagi, belakangan muncul kasus pengadaan bus TransJakarta karatan yang melibatkan pengusaha bernama Michael Bimo, mantan Tim Sukses Jokowi di Pilkada Solo dan Jakarta.
"Perkembangan dinamika politik semacam ini mesti menjadi pertimbangan masak-masak dari Megawati dan PDIP. Toh, tanpa harus mendeklarasikan Jokowi buru-buru, survei PDIP maupun Jokowi sendiri menanjak terus," sebutnya.
BACA JUGA: FITRA Ungkap Dana Perjalanan Dinas Fiktif di BNP2TKI
Survei SMRC terbaru mengumumkan suara PDIP naik dari 10 persen di bulan Desember jadi 16,5 persen di Maret ini. Nah, jika PDIP salah langkah dalam menentukan strategi politik, maka menjadi keuntungan bagi kontestan lain. "Keuntungan bisa diambil kontestan lain terutama Prabowo yang belum juga selesai masalah pelanggaran HAM masa lalunya yang juga persoalan tersendiri bagi bangsa ini," tandas Hendardi.(fat/jpnn)
BACA JUGA: Rusli Zainal Divonis 14 Tahun Penjara
BACA ARTIKEL LAINNYA... Putusan BAPEK Tidak Final, PNS Bisa Banding ke PTUN
Redaktur : Tim Redaksi