JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR Gayus Lumbuun mengatakan, dalam beberapa bulan terakhir muncul sejumlah kasus yang membuktikan masih lemahnya upaya penegakan hukum di IndonesiaAntara lain kasus Prita Mulyasari, kisah nenek pencuri tiga biji kakao, vonis jaksa terlibat narkoba, dan yang paling menyedot perhatian publik adalah rekayasa kriminalisasi terhadap dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah.
"Kasus Bibit-Chandra ini akan menjadi catatan sejarah yang sulit dihilangkan, yang terjadi di era pemerintahan sekarang ini," ujar Gayus Lumbuun saat bicara di diskusi bertema 'Refleksi Pemberantasan Korupsi' di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (12/12).
Gayus juga memberi contoh terkini, yakni pernyataan ahli forensik dr.Mu'in Idris terkait jasad korban pembunuhan Nasrudin Zulkarnaen
BACA JUGA: Bukan Treadmill Tapi Kayak Siput
Sederet kasus ini, lanjut politisi dari PDI Perjuangan itu, menunjukkan seolah-olah tidak ada penegakan hukum di negeri iniSementara, JJ Rizal, peneliti sejarah di Universitas Indonesia (UI) yang menjadi korban pemukulan aparat kepolisian Depok, menyebutkan apa yang dialaminya sesungguhnya mecerminkan adanya sistem di internal kepolisian yang sangat buruk
BACA JUGA: SBY 1/4 Hati Berantas Korupsi
Padahal, masyarakat mendambkan kepolisian yang baikBACA JUGA: Polda Sumbar Tak Punya Helikopter
(sam/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Balibo Five Upaya Tutupi Pembantaian
Redaktur : Soetomo