Sedih Dengarnya, 6 Petugas Kesehatan Rumah Sakit Diusir dari Indekos

Selasa, 21 April 2020 – 00:02 WIB
RS Siloam Sriwijaya Palembang. Foto: Antara/Nila Fuadi

jpnn.com, PALEMBANG - Kabar tak sedap kembali dialami petugas kesehatan rumah sakit. Kali ini menimpa enam petugas kesehatan di Siloam Hospitals Palembang (RS Siloam Sriwijaya) Sumatera Selatan.

Keenam petugas ini bertugas sebagai perawat umum non-Corona tidak boleh pulang ke rumah indekos mereka dan diminta untuk melakukan isolasi diri karena dianggap bisa menyebarkan virus Corona.

BACA JUGA: Kemenkes Sampaikan Pesan untuk Petugas Medis di Puskesmas

“Mereka lapor tidak boleh kembali ke tempat kost (indekos). Mereka diminta isolasi, padahal keenam perawat ini bukan tim khusus penanganan COVID-19,” kata Direktur Utama Siloam Hospitals Palembang Bona Fernando dalam keterangan tertulis, Senin (20/4).

Keenam petugas kesehatan tersebut merupakan perawat di bagian pelayanan umum dan setiap waktu pun dicek kondisi tubuhnya, baik ketika datang maupun usai bekerja.

BACA JUGA: Jangan Memberikan Stigma Negatif Kepada Petugas Medis

“Bagaimana mereka harus melayani masyarakat jika mereka diminta tinggal di rumah kos dan mereka sudah dinyatakan negatif COVID-19,” kata Bona.

Enam perawat tersebut diminta untuk mengisolasi diri oleh pemilik indekos tempat mereka menginap dan jika keluar areal penginapan, maka pemilik meminta agar mereka angkat kaki dari tempat tersebut.

BACA JUGA: Menurut Dedi Rosadi, Sebaran Wabah Corona Akan Berakhir di Bulan Ini

Akibat permintaan pemilik indekos, keenam perawat itu untuk sementara menetap di Rumah Sakit Siloam Palembang.

Menurut Bona, pihaknya memiliki tim kesehatan khusus COVID-19 yang terdiri dari dokter, perawat, dan tim medis pendukung lainnya.

Dikatakannya, tim tersebut secara khusus mengikuti prosedur ketat dalam penanganan COVID-19.

"Tim khusus penanganan COVID-19 ini kami siapkan ruangan khusus bagi para perawat. Ruangan khusus tersebut dalam satu areal rumah sakit. Mereka kerja melayani pasien terinfeksi virus corona dan otomatis ikut terisolasi. Sedangkan tim dokter penanganan COVID-19 pun kami awasi secara ketat,” kata Bona.

Bona berharap agar masyarakat bisa menghapus stigma buruk para petugas kesehatan dalam periode pandemi COVID-19.

Bona meminta agar perawat kesehatan diberi kesempatan menjalani kehidupan normalnya usai bertugas, apalagi tidak semua perawat bertugas dalam menangani COVID-19.

“Dan tentu saja kami juga selalu mengawasi kesehatan mereka. Kami minta, mohon agar para perawat khususnya untuk diberikan dukungan. Jangan persulit mereka. Kami mohon,“ katanya.

Direktur Medik dan Pelayanan RS Siloam Anton mengharapkan masyarakat tidak perlu takut untuk berobat di RS Siloam Sriwijaya (Siloam Hospitals Palembang) karena telah ada standar operasional prosedur (SOP) yang dilakukan mulai dari pembersihan lift, eskalator, penerapan physical distancing, hingga penggunaan APD lengkap bagi seluruh tenaga medis yang bertugas.

"Jadi tidak usah takut untuk berobat. Silakan datang, kami telah melaksanakan SOP di seluruh kawasan rumah sakit dan seluruh tenaga medis kami menggunakan APD lengkap saat bertugas melayani pasien," katanya.

Ia mengimbau para pasien yang datang untuk menggunakan masker dan mengikuti petunjuk yang telah ada mulai dari ruang tunggu, lift hingga berkonsultasi dengan dokter.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda telah mengetahui kabar terkait tidak diperbolehkannya perawat RS Siloam Palembang kembali dari tempat tinggalnya usai bekerja.

Pihaknya akan segera melakukan kroscek dan berjanji akan memanggil oknum pemilik tempat indekos tersebut.

"Jika benar seperti itu (pengusiran) akan kami berikan sanksi," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler