jpnn.com, JAYAPURA - Ibunda dari Bripda Anton Julez Matatula menyesalkan pernyataan Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri yang menyebut putranya sudah tewas.
Menurut Sonya Henny Matatula, nama ibunda Bripda Anton, seharusnya Kapolda tidak mengeluarkan pernyataan tersebut sebelum anaknya benar-benar ditemukan.
BACA JUGA: Warga di Lokasi Jasad Bripda Anthon Matatula Dibuang: Saya Tidak Mau Cerita Lagi, Saya Takut
"Kita tidak tahu, anak saya hidup atau mati. Selagi belum ditemukan, jangan ada pernyataan itu," tegas Sonya Henny, Jumat (18/3) pagi.
Sonya Henny dengan lantang mengungkapkan rasa sedihnya dengan pernyataan Kapolda Papua yang menyebutkan anaknya telah tewas dibunuh.
BACA JUGA: Kesaksian Warga, Lokasi Jasad Bripda Anthon Matatula Dibuang Dihuni Banyak Buaya
"Pak Kapolda tidak berada di posisi kami, sehingga tidak merasakan kesedihan saat anaknya belum ditemukan lalu disampaikan sudah meninggal," ungkapnya.
Dia berharap putra bungsunya itu yang tengah dicari keberadaannya oleh jajaran Polda Papua bersama tim gabungan segera ditemukan.
BACA JUGA: Ternyata Jasad Bripda Anthon Matatula Dibuang di Sini
"Kami dari keluarga juga berusaha keras mencari keberadaan Anton," bebernya.
Hingga saat ini aparat gabungan masih terus menyisiri Sungai Tami guna menemukan keberadaan Bripda Anton.
Tidak sedikit tim dikerahkan dari Polda Papua untuk menyusuri sungai, baik berjalan kaki maupun menggunakan speedboat milik Direktorat Polairud.
Bahkan, warga lokal seputaran sungai pun tidak tinggal diam dan membantu pencarian korban.
Berdasarkan pernyataan Kapolda Papua Irjen Mathius Fakhiri sebelumnya, Bripda Anton Julez Matatula tewas dianiaya lima orang pelaku pada 28 Februari 2022.
Kasus penganiayaan tersebut berawal dari kecelakaan lalu lintas saat korban tidak sengaja menabrak mobil milik pelaku yang terparkir di jalan Macan Tutul, Dok V Atas Distrik Jayapura Utara.
Ketika hendak berdiri saat terjatuh dari sepeda motornya, Bripda Anton dipukul oleh salah seorang pelaku.
Tidak berselang lama, pelaku lainnya pun ikut memukul Bripda Anton menggunakan martil berulang kali di bagian kepala.
Para pelaku kemudian mengangkat Bripda Anton yang sudah terlihat tidak berdaya ke atas mobil Hilux kemudian membawanya ke Sungai Tami.
Melihat situasi aman, barulah jasad Bripda Anton dibuang ke dalam sungai yang berbatasan antara Kota Jayapura dan Kabupaten Keerom.
Kasus yang dialami Bintara Remaja Polda Papua lulusan 2022 sebagai korbannya itu terkuak setelah Satuan Reskrim Polresta Jayapura menindaklanjuti laporan pihak keluarga.
Setelah melakukan penyidikan dan penyelidikan, pada 11 Maret lalu, dua pelaku berhasil tertangkap.
Dari pengakuan para pelaku, seusai menghabisi korbannya, jasad Bripda Anton dibuang ke Sungai Tami. (mcr30/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kasus Demo Ricuh di Yahukimo, 7 Anggota Polisi Diperiksa Propam Polda Papua
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Ridwan Sangaji