Sedih! Masih Ada Stigma Anak Penyandang Diabetes Menularkan Penyakit

Selasa, 31 Agustus 2021 – 13:36 WIB
Ilustrasi logo diabetes. Foto: Antara

jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Dr dr Aman Bhakti Pulungan menyebut masih ada stigma di masyarakat anak penyandang diabetes menularkan penyakit.

Stigma biasanya muncul karena anak diabetes harus mendapatkan perawatan khusus.

BACA JUGA: Penting Menabung Tulang Hingga Usia 30-an, Begini Penjelasannya

Karena itu Prof Aman menilai penting ada edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk anak-anak penyandang diabetes, terutama diabetes tipe 1.

"Tantangan terbesar, lebih kepada bagaimana lingkungan harus menerima mereka (anak-anak penyandang diabetes) sebagai orang normal. Karena, mereka memiliki hak untuk melakukan dan menjadi apa saja. Ini adalah yang utama," ujar Prof Aman dalam jumpa media daring, ditulis pada Selasa (31/8).

BACA JUGA: Dokter Spesialis Bantah Anggapan Keliru Vaksin Moderna dan Autoimun

Menurut Prof Aman, stigma yang terbentuk pada akhirnya memengaruhi pasien anak-anak dalam melihat dan menerima dirinya sendiri.

"Dengan menangani mereka sebagai diagnosis medis mungkin tidak sulit. Namun, untuk membuat mereka merasa seperti orang normal pada umumnya, lebih sulit."

BACA JUGA: Anda Mengalami Saraf Terjepit? Dengar Saran Spesialis Orthopedi ini

"Anak-anak dengan diabetes di sekolah, mereka diperlakukan berbeda dengan orang lain."

"Perlu diketahui, mereka bisa menjadi apa saja di masa depan. Mereka bisa menjadi menteri kesehatan, menjadi dokter, menjadi musisi."

"(Stigma) ini yang paling menantang. Sehingga, perlu lebih banyak pendidikan dan kesadaran. Mereka bisa normal, hidup normal di rumah, meskipun mereka masih anak-anak," katanya.

Sebagai informasi, anak-anak dan remaja pun tidak luput akan diabetes.

Diabetes tipe 1 adalah tipe diabetes yang yang lebih sering terjadi pada anak-anak dan remaja.

Namun, diabetes tipe 1 juga terkadang bisa menyerang bayi, balita, dan orang dewasa.

Diabetes tipe 1 terjadi akibat kelainan autoimun, di mana sistem kekebalan tubuh anak merusak atau menghancurkan pankreasnya sendiri, sehingga fungsi pankreas menjadi terganggu.

Akibatnya, anak yang menderita diabetes tipe 1 hanya menghasilkan sedikit atau bahkan tidak menghasilkan hormon insulin sama sekali.

Kondisi ini bisa menyebabkan kadar gula darah meningkat dan lama kelamaan merusak organ serta jaringan tubuh.

Menurut data dari IDAI, angka kejadian diabetes pada anak usia 0-18 tahun di Indonesia meningkat hingga lebih dari 1.000 kasus dalam kurun waktu 10 tahun terakhir ini.(Antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler