jpnn.com - GAIKINDO Indonesia International Automotive Show (GIIAS) 2015, rupanya, tak hanya jadi ajang pemeran produk otomotif, tapi juga sales promotion girl (SPG). Keberadaan SPG dengan wajah cantik plus smart membuat ajang GIIAS kian berwarna.
HAMPIR semua booth di ajang Gaikindo Indonesia International Automotive Show (GIIAS) 2015 menghadirkan produk andalan. Meski ada juga produk lawas yang dipajang, tapi tetap saja ada modifikasi sana-sini yang membuat produk otomotif yang ditampilkan tetap keren. Yang menarik, semua booth berlomba-lomba memamerkan perempuan cantik untuk mendampingi produk otomotif yang dipamerkan.
BACA JUGA: Pemerintah Siap Kembangkan FTZ Batam Bintan Karimun
Menurut Valda, salah seorang angel Suzuki, profesi sebagai seorang SPG ini adalah salah satu profesi yang penuh tantangan. Karena selain dituntut untuk tampil cantik, para SPG juga diwajibkan untuk menguasai informasi mengenai produk yang dijual.
“Jadi, fungsi kami tidak untuk mempercantik mobil yang ada di di sini, tapi kami juga harus bisa memberikan informasi mengenai produk yang kami jual,” jelasnya memulai wawancara dengan Bali Express kemarin.
BACA JUGA: 70 Juta Tabung Elpiji 12 Kg Disebar, Pertamina: Ada Oknum Ambil Untung
Karena harus menguasai materi produk, maka sebelum “dipajang” di booth pameran, para angel ini terlebih dahulu harus mengikuti kelas training tentang materi produk yang akan dijual dalam ajang pameran.
Meskipun bertugas untuk memberikan informasi, namun Valda mengaku, jika tugas mereka tidak untuk menjual produk, karena untuk penjualan akan langsung diserahkan ke sales. “Tugas kita disini tidak untuk menjual, namun menarik perhatian pengunjung, jika mereka tertarik, maka langsung kami arahkan ke sales yang ada,” lanjutnya.
BACA JUGA: Kementerian PUPR Klaim Sudah Bangun 472.495 Rumah
Bagaimana dengan penghasilan? Ketika ditanya perempuan yang sudah 5 tahun menjadi SPG ini mengaku bayaran menjadi SPG untuk produk otomotif ini tergolong tinggi yakni sebesar Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta per satu kali shift (satu sift 5 jam).
Bayaran Rp 1 juta hingga Rp 1,5 juta itu dikatakan Valda tidak termasuk uang transportasi dan makanan. Pasalnya, untuk
transportasi dan makanan sudah disediakan oleh panitia.
“Selain makanan dan transportasi make up dan pakaian yang harus kami pakai juga ditanggung sama panitia, kami hanya bawa diri saja, he..he..he..he..,” tambahnya. Karena harus tampil cantik dan menarik, profesi ini diakui Valda sangat rentan dengan godaan dari para pengunjung pameran.
Seperti yang diceritakan Valda, selama berprofesi sebagai SPG Valda mengaku sering mendapatkan godaan baik dari pengunjung maupun para fotografer nakal yang diakuinya sering kali meminta para SPG ini untuk berpose nakal.
“Kalau posenya masih wajar, oke saya mau, tapi ketika sudah erotis saya tolak dengan halus,” lanjutnya.
Selain Valda, Ayunda, 25, juga mengakui hal yang sama. Ayunda menyebutkan untuk anggapan negatif yang sering dialamatkan kepada SPG ini, dia tidak terlalu memikirkan. Karena Ayunda mengaku dirinya hanya menjalankan tugas untuk menawarkan produk brand yang membayarnya.
"Yang penting saya tidak menjual diri, saya hanya menjual produk," jelas perempuan yang sudah tujuh tahun berprofesi sebagai SPG ini. (*/gek kesuma yoni/mus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenkop dan Koperasi Janji Perluas Jaringan Pemasaran Produk UKM
Redaktur : Tim Redaksi