Segmen Menengah Bakal Topang Pertumbuhan Properti

Minggu, 31 Desember 2017 – 01:40 WIB
Ilustrasi perumahan. Foto: Novita/Indopos/JPNN

jpnn.com, SURABAYA - Segmen menengah bakal menopang pertumbuhan properti pada 2018 mendatang.

Sebab, segmen tersebut didominasi kalangan end user dengan kebutuhan terhadap hunian yang tinggi.

BACA JUGA: Enggan Beli Rumah, Generasi Milenial Pilih Liburan

Ketua Real Estate Indonesia (REI) Jatim Danny Wahid menyatakan, pasar menengah di Jatim kian membesar.

Indikatornya, bukan hanya kebutuhan terhadap perumahan yang tinggi, tapi permintaan terhadap kendaraan roda empat juga besar.

BACA JUGA: Orchard View, Destinasi Wisata Serupa Singapura

”Apalagi, dengan jumlah usia produktif di segmen menengah yang banyak, pengaruhnya terhadap upaya pemenuhan kebutuhan hidup paling mendasar besar,” jelas Danny, Jumat (29/12).

Karena itu, permintaan properti di segmen tersebut diperkirakan masih besar.

BACA JUGA: GMT Institute Agresif Gelar Kursus Manajemen Properti

Khususnya properti dengan harga sekitar Rp 500 juta. Pengaruh segmen itu terhadap pertumbuhan perekonomian juga besar.

Sebenarnya, selain segmen menengah, permintaan rumah untuk segmen di bawahnya terbilang besar.

Kebutuhan tersebut diakomodasi melalui penyediaan rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

Namun, untuk mendukung pemenuhan kebutuhan perumahan di segmen tersebut, pembayaran harus ditopang dengan suku bunga KPR.

”Dengan suku bunga acuan Bank Indonesia 4,25 persen, semestinya suku bunga KPR bisa lebih rendah,” ujar Danny.

Saat ini, rata-rata suku bunga KPR berada di kisaran delapan persen.

Semestinya bisa sekitar delapan persen dengan estimasi + 2 persen dari SBI.

Untuk memacu sektor properti juga dilakukan penyediaan kredit konstruksi dengan suku bunga yang terjangkau.

Hampir seluruh pengembang memanfaatkan kredit konstruksi dalam menjalankan bisnisnya.

”Sekarang suku bunga kredit konstruksi masih 12 persen. Dengan kondisi sekarang, masih terlalu tinggi,” jelas Danny.

Sektor lain yang bisa menopang properti ke depan adalah keberadaan infrastruktur.

Tingginya harga lahan di perkotaan mendorong masyarakat kelas menengah membeli hunian di pinggiran kota.

”Nah, ini perlu moda transportasi pendukung,” tegas Danny. (res/c25/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Misi Adhi Karya Membangun Komunitas Baru di LRT City


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler