Sehari Satu Juta Sambungan: untuk Apa?

Selasa, 26 Oktober 2010 – 02:20 WIB

TIDAK ada lagi upacara bendera untuk memperingati Hari Listrik Nasional (HLN) tahun 2010 yang akan jatuh pada Rabu besokDireksi PLN sudah sepakat hari listrik yang jatuh pada 27 Oktober itu akan diberi makna yang lebih substansif: memberikan pelayanan kepada masyarakat secara nyata dan luas

BACA JUGA: Suara Tak Terucap dari Kelok Seribu (Bagian 2)



Apa bentuknya? Di antara berbagai ide yang muncul, dipilihlah satu ini: gerakan penyambungan listrik sebanyak-banyaknya
Seberapa banyak? Muncullah angka 1 juta sambungan yang harus diselesaikan dalam satu hari, tepat di Hari Listrik Nasional itu.

Mengapa satu juta?  Dasarnya adalah daftar tunggu yang sudah amat panjang di seluruh Indonesia

BACA JUGA: Ubah NTT Jadi Nusa Terang Terus

Konon, sudah 2,5 juta
Panjangnya antrean untuk mendapatkan listrik itu menjadi isu yang besar di negeri ini

BACA JUGA: Nasib di Tangan Trafo

Setara dengan isu korupsi, isu krisis listrik,  dan isu buruknya pelayananNama negara jatuhJuga nama PLNPanjangnya daftar tunggu itu sendiri  tidak lain akibat krisis listrik yang berkepanjangan di masa laluPerumahan terus dibangun, tapi pembangunan pembangkit listriknya diabaikanPendapatan masyarakat terus bertambah, tapi kemampuan daya PLN justru menurun.

Digambarkan bahwa daftar tunggu itu bukan hanya panjang, tapi juga ngeri: ada yang sudah lima tahun lamanyaBayangkan orang minta listrik saja sampai harus menunggu lima tahunPadahal, di bidang lain, telepon misalnya, perusahaan teleponlah yang justru berlomba cari pelangganKalau enam bulan pertama 2010 lalu teman-teman PLN di bagian pembangkit listrik yang tegang (karena harus bisa mengatasi krisis listrik), enam bulan kedua 2010 ini ganti bagian distribusi yang kalang-kabut

Tidak gampang menyiapkan sambungan 1 juta sekaligus dalam satu hariTapi harus bisaToh daftar calon pelanggan sudah tersediaTiap hari saya melakukan mengecekanSudah seberapa siap gerakan penyambungan 1 juta sehari ituDari Jawa Timur, saya mendapat laporan mengejutkanGeneral Manajer PLN Jatim Sulastyo memastikan, dengan gerakan satu juta sambungan ini, daftar tunggu di Jatim sudah bisa menjadi nol sama sekali

Pimpinan PLN Wilayah Jabar Taufik Haji juga menyatakan demikianDi Jateng dari daftar tunggu 170.000, memang masih akan tersisa 40.000, tapi bukan akibat kelemahan pimpinan Wilayah Jateng Ferry KrisnaSisa 40.000 itu terjadi karena si calon pelanggan belum memiliki uang untuk membayar biaya sambungan.

Di Jakarta, saya mendapat cerita dari Kepala Divisi Niaga PLN Benny MarbunDia baru keliling ke rayon-rayon di JakartaTiga hari sebelum tanggal 27 Oktober, ada satu rayon Ciputat yang sangat tertinggalDi antara target yang dibebankan, baru 14 persen yang siap disambung pada hari ituIni bukan salah pimpinan di Ciputat

Daftar tunggu di rayon itu ternyata memang tidak sebesar yang tercatat selama iniDari laporan berbagai daerah memang ditemukan kenyataan ini: daftar tunggu itu ternyata tidak sebesar kenyataannyaDaftar tunggu 2,5 juta orang itu, misalnya, sangat mungkin nanti ternyata hanya sekitar 1,5 jutaMengapa? Rupanya, selama ini banyak orang yang mendaftar melalui tiga jalurSatu orang mendaftar ke perusahaan instalatir,  tapi juga sekaligus mendaftar ke rayon

Ada pula yang masih mendaftar lagi ke PLN cabangBanyak juga instalatir yang mendaftarkan ratusan perumahan baru, tapi sampai sekarang rumah-rumah tersebut belum jadi dibangunTentu ada juga penyebab lainKetika mendaftar dulu, dia sudah punya uangNamun, ketika program 1 juta sambungan ini diluncurkan, uangnya sudah habis untuk keperluan lain

Berapa sih biayanya sampai ada yang tidak punya uang? Ternyata, seperti calon pelanggan di Ciputat itu, banyak yang mengira biayanya sampai Rp 1 atau Rp 2 jutaItulah angka yang selama ini memang beredar di masyarakatSebuah angka yang jauh dari daftar resmi yang ada di loket-loket PLNInilah angka yang selalu menjadi perdebatan dan menimbulkan kesan negatif pada PLN

Berapa sih sebenarnya biaya penyambungan itu? Di sini memang masih terjadi perbedaan pendapatDi antara unit PLN sendiri masih belum seragamBanyak unit yang pemikirannya sudah sangat majuYakni hanya mengenakan biaya penyambungan yang memang menjadi tanggung jawab PLN

Tapi, memang masih ada yang belum berubahYakni menagihkan biaya-biaya yang sebenarnya bukan biaya untuk PLNYakni biaya untuk instansi lain seperti  konsuil dan instalatirIni  mungkin karena kebiasaan lama yang sudah mendarah-mendaging.  Mereka menjadi gamang ketika harus berubah.

Banyak unit, seperti Jatim, Jabar, dan Sulsel, yang untuk gerakan 1 juta sambungan ini hanya mengenakan biaya yang khusus untuk PLNMereka ini sudah bisa memisahkan mana biaya yang untuk PLN dan mana biaya yang sebenarnya bukan untuk PLNTapi,  masih ada unit yang menarik semua biaya itu sehingga konsumen mengira semua biaya tersebut diterima PLNJatuhnya juga kelihatan mahal

Padahal, untuk menyambung listrik, biaya yang dikenakan oleh PLN sangat murah.  Untuk 450 VA (volt ampere) hanya Rp 337.000Untuk 900 VA hanya Rp 675.000Tapi masih ada unit yang menagih ke calon pelanggan dengan nilai jauh lebih besar dari ituIni karena biaya untuk instansi lain seperti konsuil dan instalatir dia tagih sekaligus di situ

Calon pelanggan jadi banyak yang mengira bahwa PLN mengenakan biaya sangat mahalDi Jatim, untuk gerakan ini, PLN hanya menagih biaya yang harus dibayar ke PLNBiaya untuk instansi lain diserahkan ke pelanggan untuk membayarnya sendiriSulastyo berprinsip kalau calon pelanggan sudah membayar biaya penyambungan kepada PLN, kewajiban PLN-lah menyambung  listriknyaSetelah listriknya tersambung, pekerjaan lain menjadi urusan pelanggan itu dengan konsuil dan instalatirJatim menempuh cara begini: setelah PLN menyambung listriknya,  di dekat kWh meter itu ditempeli stiker dengan bunyi: (kira-kira) PLN telah selesai menyambung listrik Anda.

Untuk menyalakannya,  Anda harus menghubungi konsuil dan instalatir Anda! SelesaiKewajiban PLN tuntas sudahNama PLN menjadi harum karena bisa melayani dengan cepat dan murahPelanggan juga sudah harus mulai tahu bahwa PLN serta konsuil dan instalatir itu instansi yang berbedaKewajiban maupun tanggung jawabnya!

Kewajiban PLN adalah mengalirkan listrik ke rumah-rumah pelangganKewajiban konsuil adalah menilai apakah jaringan listrik di rumah pelanggan itu sudah memenuhi syarat atau belumJangan sampai nanti, setelah listrik menyala, rumahnya terbakarKewajiban instalatir adalah memperbaiki jaringan listrik di rumah pelanggan itu kalau konsuil menyatakan masih harus ada yang diperbaikiDua instansi tersebut juga mengenakan biaya kepada pelanggan yang selama ini dijadikan satu di loket PLN.

Rincian tugas dan kewajiban seperti itulah yang selama ini tidak dibedakanOrang-orang PLN terlalu "baik" untuk ikut mengurus urusan instansi lainIbaratnya seperti contoh berikut ini: Sebuah mobil datang ke SPBU untuk mengisi bensin.  Sebelum mengisikan bensin, petugas SPBU bertanya kepada pemilik mobil: apakah mobil Anda sudah dikir? Mana surat kirnya? Apakah mobil Anda sudah sesuai dengan hasil kir itu? Apakah mobil Anda ada STNK-nya? Apakah BPKB mobil Anda ini sah? Kalau mobil Anda belum menunjukkan bukti sudah dikir, petugas pompa bensin tidak mau menuangkan bensin ke mobil AndaLucu kan?

Begitulah PLN selama iniDia jadi "petugas pompa bensin" yang sangat rewel! Sampai sekarang masih banyak orang PLN yang berpikiran bahwa dirinya adalah juga sekaligus orang konsuil dan instalatirAkibatnya, nama PLN ancur-ancuranInilah yang kita coba kita ubahTapi, masih banyak yang memang belum bisa berubahBegitulah di PLN selama iniPLN belum mau menyambung listrik ke rumah pelanggan kalau rumah itu belum diperiksa konsuilAkibatnya,  pelanggan mengira bahwa pelayanan PLN yang payahBiaya pun dikira mahal, melebihi ketentuanApalagi kalau memang ada yang memanfaatkan situasi tersebut.

Bahwa pelayanan selama ini payah, itu memang sudah menjadi kenyataanBahwa biayanya selama ini mahal, itu juga satu kenyataanSulit dibantahApalagi kalau keruwetan tersebut dimanfaatkan oleh banyak orang: orang dalam maupun orang luar

Maka, gerakan penyambungan 1 juta sekaligus ini adalah usaha untuk mencoba melakukan terobosan semua ituDengan gerakan 1 juta sambungan satu hari, daftar tunggu itu menjadi lebih pendekDengan gerakan 1 juta sambungan satu hari, transaksi-transaksi gelap mestinya akan hilang

Dengan gerakan 1 juta sambungan satu hari, teman-teman PLN kembali memperoleh kepercayaan diri bahwa program-program besar bisa dilakukan dengan suksesKalau dengan gerakan satu juta sambungan ini transaksi-transaksi gelap masih belum hilang sama-sekali, kami bertekad untuk melakukan gerakan satu juta sambungan lagi bulan April atau Mei tahun depan! Saya tentu mendengar banyaknya transaksi gelap yang melibatkan orang dalam dan orang luar PLN.

Jumlah mereka sebenarnya tidak banyak jika dibandingkan dengan jumlah pelanggan yang adaNamun,  transaksi gelap itu telah menjadi nila setitikTidak mungkin bisa dilawan  satu per satuAkan memelahkan, memakan energi, dan belum tentu berhasilGerakan satu juta sambuangan ini adalah "mitraliur" atau kemoterapi yang bisa membasmi transaksi-transaksi gelap itu secara luas dan sekaligus

Kelak, kalau daftar tunggu sudah habis dan PLN bisa terus maju, jangan-jangan justru teman-teman PLN yang mengalami kesulitan mencari calon pelanggan sehingga petugas PLN harus keliling dari kampung ke kampung sambil berteriak:  listrik?listrik?listrik!!! (**)


Dahlan Iskan
 CEO PLN

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menyusuri Sumatera Lewat Hollywood


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler