Sejarah Jeans, Kisah Yahudi Perantau Gunakan Keling untuk Celana Denim

Jumat, 17 November 2023 – 22:55 WIB

jpnn.com - Belakangan ini suara-suara yang berisi ajakan memboikot jeans buatan Levi Strauss & Co menggema seiring eskalasi aksi kekerasan oleh Israel terhadap Gaza di Palestina.

Produsen pakaian asal San Francisco, Amerika Serikat (AS), itu sering dianggap sebagai pendukung Israel.

BACA JUGA: Menelusuri Sejarah Eksistensi Yahudi di Nusantara

Memang sejarah jeans tidak bisa dilepaskan dari dua pria Yahudi, yakni Levi Strauss dan Jacob W. Davis.

Levi merupakan Yahudi kelahiran Jerman yang menjadi penjual barang-barang kering, termasuk tekstil di San Francisco, Amerika Serikat (AS).

BACA JUGA: Kisah Tersembunyi Komunitas Yahudi di Indonesia

Adapun Jacob adalah Yahudi kelahiran Riga, Latvia, yang dikenal sebagai penjahit di Reno, Nevada.

Kedua Yahudi dari Eropa itu merantau ke Amerika Serikat (AS). Levi Strauss tiba di San Francisco, AS pada 1850, lalu menetap.

BACA JUGA: MUI Tidak Pernah Merilis Daftar Produk Israel untuk Diboikot

Pada saat itu di California sedang booming emas (Gold Rush Era). Levi yang lahir pada 26 Fabruari 1829 di Bavaria menjadi penjual barang-barang kering bagi para penambang di salah satu negara bagian di AS itu.

Adapun Davis lahir pada 1831 saat Riga masih jadi bagian Imperium Rusia. Pemilik nama asli Jacob Youphes itu merantau ke New York, AS, pada 1854.

Pada awal Juni 1868, Jacob Youphes yang sudah berganti nama menjadi Jacob W. Davis pindah ke Reno. Mulanya Davis merintis bisnis bir.

Namun, usaha minuman itu bangkrut. Pada 1869, Davis merintis usaha jahit dan dia menjadi penjahitnya.

Tidak serta-merta membuat pakaian, Davis justru awalnya menjahit penutup gerobak kereta atau wagon dan tenda berbahan katun warna putih bebek.

Davis membeli kain itu dari rumah grosir Levi Strauss & Co milik Levi. Sebagai penjahit, Davis biasa menggunakan keling kecil dari tembaga untuk memperkuat berbagai barang, termasuk tali pengaman.

Syahdan, pada akhir 1870 ada seorang wanita memesan celana untuk suaminya kepada Davis. Ukuran celana pesanan itu cukup besar demi memudahkan pemakainya yang berbadan jumbo.

Pemesan itu pengin celana tersebut dibuat sekuat mungkin. Davis pun memutuskan menggunakan keling tembaga untuk memperkuat titik-titik tekanan pada celana itu.

Saat itu Davis memperoleh bayaran USD 3. Nilai tersebut sudah cukup besar pada saat itu.

Davis lantas berkreasi menggunakan keling yang biasa dipakai memperkuat tali pada selimut kuda untuk dipasang pada saku celana. Ternyata celana itu sukses.

Dalam kurun waktu 18 bulan, Davis telah membuat ratusan celana yang dilengkapi paku keling tembaga. Kreasinya ditiru banyak penjahit yang membuat celana pendek.

Tak lama kemudian penggunaan keling itu juga dipakai pada celana berbahan denim. Namun, bahan jeans itu bukanlah dari AS.

Studi material menunjukkan bahan jeans dari Nimes di Prancis. Oleh karena itu, istilah bahan jeans tersebut disebut denim yang merujuk pada 'de Nimes' yang berarti ‘dari Nimes.

Levi yang tahu soal penggunaan keling di celana denim itu lantas mengundang Davis ke San Francisco.

Levi meminta Davis mengawasi pembuatan celana berkeling di Levi Strauss & Co Penggunaan keling pada celana itu memperoleh hak paten pada 20 Mei 1873.

Pada 22 September 1902, bos Levi Strauss & Co itu jatuh sakit. Namun, dia masih mengaku cukup kuat untuk menghadiri makan malam keluarganya pada 26 September 1902.

Malam, hari Levi yang hanya ditunggui perawatnya terbangun. Dia mengucapkan beberapa kata, lalu terbaring lagi dan meninggal dunia.

Pada 1907, Davis menjual hak patennya kepada Levi Strauss & Co. Walakin, kreator penggunaan paku keling pada pakaian berbahan denim itu tetap mengawasi proses produksi di perusahaan milik rekannya tersebur.

Pada 1908, Davis meninggal dunia di San Francisco. Dua tokoh penting di balik jeans pun tiada lagi.

Namun, kini jeans sudah merajalela. Jeans pun sering disebut dengan istilah 'levis' karena disandarkan pada nama Levi Strauss sebagai pemilik jenama asli celana berbahan denim itu.

Jeans yang awalnya pakaian untuk penambang dan pekerja kereta api, berkembang menjadi budaya tanding, bahkan berada di arus utama. Putri kerajaan pun mengenakannya.

Menurut laman Jerusalem Post, dalam setahun ada lebih dari dua miliar jeans terjual di seluruh dunia. Sejak 150 tahun silam, permintaan akan jeans pun terus meningkat.(JPost/levistrauss.com/jpnn.com)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yahudi di Indonesia Ingin jadi Agama Resmi


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Celana Jeans   Israel   Yahudi   Levis   denim  

Terpopuler