jpnn.com - ADA yang bilang, "dahulu kala, primadona dunia adalah rempah-rempah. Kini, primadona dunia pertambangan. Dua primadona itu adanya di sini. Di negeri yang hari ini bernama Indonesia."
Nah, sejak kapan bangsa ini mengenal istilah pertambangan?
BACA JUGA: Bule Cantik Ini Selalu Mendampingi Bung Tomo Tiap Malam Saat...
"Sepanjang yang dapat dirunut, kata pertambangan pertama kali digunakan secara resmi pada bulan November 1946," tulis buku Sejarah Pertambangan dan Energi Indonesia.
Ketika itu, di Magelang diresmikan kelembagaan pendidikan tinggi, menengah dan pertama untuk bidang pertambangan dan geologi.
BACA JUGA: Misteri Biola Kedua Di Sumpah Pemuda
Namanya, Sekolah Pertambangan dan Geologi Tinggi (SPGT), Sekolah Pertambangan dan Geologi Menengah (SPGM) dan Sekolah Pertambangan dan Geologi Pertama (SPGP).
Buku setebal bantal yang diterbitkan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral ini menceritakan...
BACA JUGA: Bang Golok Si Penghasut Nomor Wahid Ternyata Nama Samaran Perempuan Ini
Merujuk pendapat umum, tambang adalah liang atau lubang dalam tanah tempat orang mengambil mineral dan bahan galian lain.
Istilah tambang kemudian meluas, mencakup usaha di bidang minyak dan gas bumi.
Secara tafsir harafiah kekinian, "pertambangan tak lain adalah semua yang berhubungan dengan tambang," tulis buku yang terbit pada 2009 ini.
Padanan katanya, mine dalam bahasa Inggris dan mijn dalam Holland spreken.
Makanya semasa kumpeni dulu, ada yang namanya Mijnwet, Mijnordonnantie, Mijnpolitiereglement. Yakni sederet aturan main tentang pertambangan.
Yang tidak ditulis di buku ini, satu. Di Ranah Minang, tambang adalah istilah untuk jasa angkutan sejak zaman bendi, pedati, bus hingga angkot; manambang!
Entah bagaimana pangkalnya, yang pasti pergerakan zaman di daerah ini bertaut-paut dengan aktivitas pertambangan.
Di samping sejumlah tambang emas, ada tambang batubara Ombilin, Sawahlunto yang cukup kesohor.
Sejarah mencatat, seiring pembukaan tambang di dataran tinggi bagian pedalaman itu, dibangunlah jalur kereta api.
Rel kereta mengular melintasi sekian luhak dan sekian nagari, kemudian bermuara di pelabuhan Emmahaven.
Pelabuhan di zaman kolonial itu sekarang bernama Teluk Bayur, pelabuhan yang terlalu banyak meninggalkan kenangan. Sampai-sampai ada lagunya, nantikanlah aku di Teluk Bayur... (wow/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BELUM BANYAK DIKETAHUI...WR Supratman Kencani Janda Soeharto
Redaktur : Tim Redaksi