Sejumlah WNI Gabung ISIS, Adik Amrozi Salahkan Dua Lembaga Ini

Rabu, 18 Maret 2015 – 07:08 WIB
ISIS. Foto: reuters

jpnn.com - JAKARTA - Alumnus Jamaah Islamiyah sekaligus adik Amrozi, Ali Fauzi, menjelaskan, adanya sejumlah WNI yang bergabung dalam gerakan ISIS di Syria memang tak bisa dilepaskan dari tanggung jawab Badan Intelijen Negara (BIN) maupun Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

”Dari kejadian itu, tentu kinerja BIN maupun BNPT harus dievaluasi,” tutur alumnus kamp Mindanao tersebut, kemarin.

BACA JUGA: Di Zaman Gus Dur Dihapus, Jokowi Wacanakan Lagi Wakil Panglima TNI

Selain mengevaluasi kinerja BIN maupun BNPT, yang tak kalah penting adalah perlunya payung hukum bagi dua institusi itu untuk bisa mencegah WNI bergabung dengan kelompok teroris yang menggunakan kedok agama.

”Aparat tidak punya payung hukum untuk menangkap mereka yang terindikasi akan bergabung dengan kelompok-kelompok ekstrem. Di negara lain ada aturannya untuk menangkap orang seperti itu,” terang pria lulusan Magister Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya tersebut.

BACA JUGA: BIN Minta Menkominfo Blokir Video ISIS di Internet

Kepala BIN Marciano Norman mengungkapkan, ada sejumlah opsi yang sama-sama dimungkinkan terkait 16 WNI itu. Pilihan yang utama tentu segera mendeportasi kembali ke Indonesia.

”Pemerintah Turki kelihatannya juga lebih menginginkan (opsi) ini,” katanya seusai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo di kompleks istana kepresidenan, Jakarta, kemarin.

BACA JUGA: Ini Alasan Tedjo Anaktirikan Australia dari Aturan Bebas Visa

Pilihan lainnya, lanjut Marciano, para WNI tersebut diperlakukan sebagai pihak-pihak pencari suaka. Mereka akan ditawarkan kepada negara lain yang mau menerima. Opsi itu muncul karena beberapa di antara mereka justru tidak ingin dipulangkan ke Indonesia. Mereka ingin melanjutkan perjalanan menyeberang ke Syria.

Marciano melanjutkan, mereka yang ngotot ingin tetap menyeberang ke Syria itu juga beragam. Ada di antara mereka yang lebih beralasan faktor ekonomi. Mereka sudah menjual hampir semua harta benda yang dimiliki untuk modal berangkat ke Syria demi mencari pekerjaan dan penghidupan yang lebih layak.

”Kami sih opsi yang paling bagus juga kalau memungkinkan bisa dideportasi ke sini. Sehingga kami bisa lakukan pengembangan,” ujarnya. (idr/gun/dyn/c9/end)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Bentuk Sayangnya Pak Bupati terhadap Nenek Asyani


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler