Sejuta Kontainer Bakal Pindah dari Jalur Pantura ke Kereta

Jalur Ganda KA Beroperasi April 2014

Kamis, 27 Februari 2014 – 05:35 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Proyek besar jalur ganda (double track) kereta api (KA) Jakarta-Surabaya kian mendekati tahap akhir. Direncanakan, Maret bulan depan, PT KAI mulai melakukan uji coba dengan melintasi jalur baru tersebut. Jika lancar, pengoperasian dimulai April.

Double track diyakini bakal membawa dampak besar bagi perekonomian Indonesia dan wilayah sepanjang pantai utara (pantura) Jawa. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi, dalam satu tahun, ada satu juta kontainer yang akan berpindah moda angkut dari truk ke kereta api.  Artinya, satu juta lintasan truk yang selama ini pulang pergi (PP) Jakarta-Surabaya akan bisa dihilangkan.

BACA JUGA: KAI Nyatakan Perang Lawan Mafia Tanah Dan Mafia Peradilan

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto mengatakan, meski belum selesai sepenuhnya, pemerintah akan tetap memulai uji coba jalur ganda pada Maret mendatang. “Kita harapkan lancar sehingga April (2014) bisa mulai beroperasi," ujarnya setelah rapat di Kantor Kemenko Perekonomian, Rabu (26/2).

Telah diketahui bahwa jalur ganda kereta api tersebut akan membentang di sepanjang pantura. Itu mencakup Jakarta-Cirebon-Semarang-Bojonegoro-Surabaya. Total panjang jalur ganda mencapai 727 kilometer (km).

BACA JUGA: Dua Kali Ditenderkan, Tol Trans Sumatera Sepi Peminat

Sejak April 2013, sudah 291 km jalur ganda yang selesai dan sudah dimanfaatkan PT Kereta Api Indonesia (KAI), yakni jalur Jakarta-Bekasi-Cirebon dan Brebes-Tegal-Pekalongan. Hingga akhir Januari lalu, ada tambahan jalur ganda 193,5 kilometer yang sudah selesai dibangun dan akan segera diuji coba.

Djoko mengakui, hingga saat ini, pemerintah masih harus menghadapi permasalahan pembebasan lahan di beberapa ruas. Misalnya, tepi barat Bengawan Solo, kawasan Stasiun Pucuk, lahan antara Stasiun Tandes dan Pasar Turi Surabaya, serta tanah milik warga di empat kelurahan di wilayah Kota Semarang. “Kita usahakan (pembebasan lahan) ini bisa selesai secepatnya,” katanya.

BACA JUGA: Garuda Resmikan First Class Lounge di Bandara Soetta

Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menambahkan, proses uji coba operasi jalur ganda pada Maret nanti merupakan tahap krusial. Sebab, PT KAI akan melakukan manajemen arus lalu lintas yang baru, termasuk switch over atau pengalihan kereta Jakarta-Surabaya pada jalur-jalur tertentu. “Karena itu, mungkin akan ada beberapa keterlambatan kereta. Jadi, kami sebelumnya mohon pengertian masyarakat,” ucapnya.

Bambang menyebut selain lalu lintas penumpang, jalur rel ganda di pantura juga akan berperan signifikan dalam meningkatkan efisiensi lalu lintas barang. Kalkulasi Kementerian Perhubungan menunjukkan, dalam satu tahun, akan ada satu juta kontainer yang akan berpindah moda dari truk ke kereta api. “Artinya, akan ada satu juta truk (yang selama ini mondar-mandir Jakarta-Surabaya PP setiap tahun di jalur pantura, red) akan hilang,” ujarnya.

Kajian Kementerian Perhubungan menyebut, pengurangan lalu lintas 1 juta truk di jalur pantura itu akan berdampak besar. Mulai dari berkurangnya kemacetan di pantura, berkurangnya kerusakan jalan di jalur pantura, serta berkurangnya polusi udara di wilayah pantura.

Menurut Bambang, PT KAI sudah siap menyambut perpindahan transportasi kontainer dari moda angkutan truk ke kereta api. Misalnya, dengan membeli 50 lokomotif dengan 1.500 gerbong untuk meningkatkan kapasitas angkut dari 5.000 TEUS menjadi 15.000 TEUS. “Saya dengar perusahaan semen, pupuk, dan baja sudah order ke KAI,” katanya.

Sementara itu, dalam kajian Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, pengoperasian jalur ganda kereta akan menekan biaya logistik dalam jumlah signifikan. Menurut Wakil Ketua Kadin Natsir Mansyur, biaya logistik, khususnya di wilayah Jawa, berkontribusi rata-rata 27 persen dari total biaya produksi yang harus dikeluarkan perusahaan.

“Dengan kereta, biaya logistik di Jawa akan bisa ditekan ke kisaran 17 persen,” ujarnya. Sebagai gambaran, rata-rata biaya logistik di Malaysia hanya 8 persen dari total biaya produksi, Filipina hanya 7 persen, dan Singapura hanya 6 persen.

Menurut dia, tingginya biaya logistik dan distribusi barang selama ini disebabkan kondisi infrastruktur jalan yang kurang layak sehingga berpengaruh pada waktu tempuh. Selain menghabiskan bahan bakar minyak (BBM) kendaraan, kondisi jalan yang rusak juga mempercepat penurunan kondisi kelaikan kendaraan. "Untuk peti kemas dari Jakarta ke Surabaya, butuh waktu hingga 40 jam. Itu pun masih diperparah dengan banyaknya pungli (pungutan liar) di sepanjang jalan," jelasnya.

Bagaimana kereta penumpang? Bambang Susantono mengatakan, pengoperasian jalur ganda Jakarta-Surabaya sudah pasti akan membuat perjalanan lebih cepat. Sebab, jika selama ini jalur pantura hanya bisa dilewati 84 kereta, nanti jumlahnya bisa ditingkatkan menjadi 200 kereta. Dengan demikian, pemberhentian kereta karena menunggu giliran melintas bisa dikurangi. “Waktu tempuh bisa lebih cepat sekitar 2 jam,” ujarnya. (gen/owi/c1/c5/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepakat Tol Trans Sumatera Segera Terwujud


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler