Sekber Sudah Terkontaminasi Sejak Terbentuk

Sabtu, 15 Mei 2010 – 13:40 WIB

JAKARTA - Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mahfudz Shiddiq menilai wajar jika keberadaan Sekretariat Bersama (Sekber) Parpol koalisi banyak dicibir karena hanya akan terkontaminasi dengan kepentingan politik GolkarMenurutnya, Sekber memang sudah terkontaminasi sejak awal.

Berbicara pada diskusi bertema "Sekber Koalisi Parpol : Antara Harapan dan Kenyataan" di bilangan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (15/5), Mahfudz mengibaratkan Sekber adalah bayi yang telat lahir

BACA JUGA: Sekber Koalisi Bukti SBY Masih Penakut

"Jadi karena telat lahir, ini sudah terkontaminasi sejak awal karena minum air ketuban," ujarnya.

Selain itu, Sekber juga terkontaminasi dengan ditunjuknya Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie sebagai pelaksana ketua harian Sekber
"Kontaminasi terakhir ketika Bu Ani (Sri Mulyani) mundur dari Menkeu

BACA JUGA: Jenis Kelamin Sekber Dipertanyakan

Ada pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab terkait ditunjuknya Pak Ical dan mundurnya Bu Ani," ujar Mahfudz.

Namun demikian Mahfudz juga mengatakan, PKS sebagai bagian dari parpol koalisi akan berusaha agar kontaminasi itu tidak sampai meracuni koalisi secara kesuluruhan, termasuk PKS
"Jadi mari kita netralisir agar sekber ini tidak menimbulkan kekhawatiran politik baru

BACA JUGA: Telusuri Sumber Dana Rp1 Miliar

Harus ada detoksifikasi (menghoangkan racun)," cetusnya.

Diakuinya, jika kontaminasi terlalu kuat, bisa jadi nantinya Sekber memang akan cacat dan tidak bekerja maksimalNamun Mahfudz justru merasa yakin mekanisme cek and balaces di tubuh sekberApalagi, katanya, ada unsur-unsur di internal parpol pendukung koalisi yang tidak sependapat dengan Sekber.

"Ada perlawanan dari dalam partai juga, karena ada tokoh partai yang tidak happyIni bagian dari internal partai di Sekber, yang nantinya malah akan menjadikan mekanisme cek and balances berjalan," lanjutnya.

Lebih lanjut Mahfudz mengatakan, karena ada beberapa parpol bergabung dalam Sekber maka diharapkan keputusan yang diambil adalah kolektif kolegial"Jadi bukan seperti Pramuka, yang jalan karena diperintahkan," lanjutnya.(ara/awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Rapat Perdana, Singgung Pergantian Gubernur BI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler