Sekeluarga Tewas Terkubur Longsor

7 Korban Meninggal, 7 Orang Masih Hilang

Rabu, 29 Januari 2014 – 05:41 WIB

jpnn.com - JOMBANG - Khotimah tidak akan pernah melupakan peristiwa Rabu dini hari (28/1). Malam sudah larut, namun perempuan 21 tahun itu belum bisa tidur. Tiba-tiba dia mendengar suara gemuruh dari belakang rumahnya di Dusun Ko­pen, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Guncangan hebat membangunkan suami Khotimah dan kedua orang tuanya. Mereka bergegas keluar rumah untuk me­nyelamatkan diri. "Kejadiannya begitu cepat. Yang ada di pikiran hanya berusaha menyelamatkan diri," ungkap Khotimah.

BACA JUGA: Belasan Petani Hanyut Terbawa Arus Sungai

Ya, Khotimah akhirnya selamat dari tanah longsor yang menerjang lereng Gunung Anjasmoro itu. Longsoran tanah me­nimbun lima rumah yang dihuni 19 orang

Sulitnya akses menuju lokasi membuat proses pencarian korban dilakukan secara manual hingga siang. Hasilnya, tujuh korban ditemukan meninggal di lokasi. Tujuh orang lainnya diduga masih tertimbun tanah longsor. Sementara itu, lima korban ditemukan dalam kondisi terluka dan langsung mendapatkan perawatan.

BACA JUGA: Dua Kubu Satpol PP Bentrok, 11 Mobil Hancur

Meski tiga anggota keluarganya selamat, Khotimah harus merelakan Shodik, adiknya, tewas tertimbun. Saat longsor terjadi, remaja 17 tahun tersebut menginap di rumah Sariaji, tetangganya, yang ikut tertimbun longsoran. "Setelah mengikuti pengajian di masjid, Shodik menginap di rumah Udin (anak Sariaji, Red)," terangnya.

Hujan deras yang turun sejak Senin (27/1) diduga menjadi penyebab longsor. Perbukitan setinggi sekitar 200 meter itu longsor menerjang lima rumah di bawah tebing. Banyaknya material batu dan tanah yang terbawa longsoran membuat rumah langsung terpendam. Hanya material bangunan di bagian depan rumah yang terlihat ikut terdorong hingga ke bibir sungai.

BACA JUGA: Sering Terendam, Rel Stasiun Tawang Ditinggikan 30 Centimeter

Jawa Pos Radar Mojokerto melaporkan, saat longsor melanda, warga sempat mendengar terjadi tiga kali suara gemuruh. Longsor pertama terdengar sekitar pukul 01.00. Satu jam kemudian menyusul longsor kedua dan ketiga pada pukul 03.00. Nah, pada longsor ketiga itu material tebing berupa tanah dan bebatuan berukuran besar menimpa dan memorak-porandakan lima rumah.

Warga tidak bisa berbuat banyak. Apalagi, saat itu listrik padam. Pencarian korban baru dilakukan setelah salat Subuh. Minimnya peralatan membuat pencarian dilakukan secara manual. Warga kali pertama melakukan pencarian di rumah Sariaji. Sekitar pukul 07.00 warga menemukan sang pemilik rumah dalam kondisi tewas.

Beranjak siang, personel TNI, Polri, dan relawan datang membantu warga. Dari pencarian di reruntuhan rumah Sariaji ditemukan korban lain. Mereka adalah Siti Nur Rochima, 43 (istri Sariaji); Choirotun Nisa, 22 (anak Sariaji); Suhartanto, 25 (anak Sariaji); dan Badrudin Achmad, 17 (anak Sariaji). Korban lain yang ditemukan di rumah Sariaji adalah Shodik.

Sekitar pukul 13.00 pencarian dilakukan dengan alat berat (backhoe) milik Pemkab Jombang. Kali ini pencarian bergeser ke rumah Sail yang berdampingan dengan rumah Sariaji. Pencarian berhasil menemukan satu lagi korban, yakni Lilik, 40, istri Sail.

Sementara itu, Sail sendiri belum ditemukan. "Baru tujuh jenazah yang ditemukan," ujar Sumarmi, kepala Desa Ngrimbi. Korban meninggal yang sudah ditemukan langsung dibawa ke Masjid Al Huda untuk disucikan. Warga langsung menyiapkan kebutuhan untuk pemakaman.

Tujuh orang lainnya belum ditemukan. Diduga, para korban masih tertimbun dan terseret material longsoran dan air hujan. Namun, proses pencarian yang melibatkan Pemkab Jombang, BPBD Provinsi Jatim, Basarnas, PMI, TNI/Polri, dan relawan tagana itu sempat menyelamatakan lima orang. Tubuh mereka tertimbun tanah longsor dan terseret material. Korban selamat kini menjalani perawatan di RSK Mojowarno dan puskesmas terdekat.

Bupati Jombang Nyono Suharli sudah berada di lokasi kejadian sekitar pukul 04.00. Dia memerintah SKPD terkait segera ambil bagian dalam proses pencarian korban. "BPBD langsung membuat posko di lokasi dan semua kebutuhan untuk proses pencarian korban harus segera disiapkan," katanya.

Pantauan BPBD Jatim menunjukkan, ketinggian longsor lereng Gunung Anjasmoro mencapai 200 meter. Lebar tanah longsor 20 sampai 30 meter. Posisi longsor terlihat melebar ke bawah hingga menimpa lima rumah.

Kepala BPBD Jatim Sudarmawan mengatakan, struktur tanah lereng yang gembur tidak mampu menahan curah hujan yang berlangsung sejak Senin sore hingga Selasa dini hari. Di tempat itu ada pohon jati setinggi 1,5 sampai 2 meter yang baru ditanam KPH Perhutani Jombang melalui program reboisasi. Usianya tidak lebih dari setahun. "Potensi longsor susulan masih mengancam. Sebab, struktur tanahnya gembur. Jadi sangat mungkin," terangnya.

Sudarmawan menambahkan, pihaknya merekomendasi Pemkab Jombang untuk merelokasi warga di sekitar lokasi. "Sangat bijaksana bila warga jangan menempati lagi. Melihat longsor dan kondisi lereng hari ini (kemarin), faktanya (warga) harus direlokasi," tuturnya.

Gubernur Jatim Soekarwo kemarin sore langsung mendatangi lokasi longsor. Gubernur mengatakan, pencarian akan dilakukan hingga tujuh korban yang masih tertimbun ditemukan. Terkait dengan usul relokasi, Soekarwo belum memastikan. "Masyarakat tidak gampang direlokasi. Karena alasan makam keluarga, orang tua, atau tinggal sudah lama," jelasnya.

Namun, bila relokasi dipandang sangat perlu, pemprov akan mengevaluasi lagi dengan melibatkan semua instansi terkait. Termasuk rencana untuk mendatangkan tim ahli alam bidang tanah, kehutanan, dan geologi. "Kita ini bukan ahlinya, ya nanti kita tanyakan dulu kepada ahlinya," tutur pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu.

Pemprov memprioritaskan kucuran anggaran guna menopang perbaikan infrastruktur sampai bantuan sosial kepada para korban. "Biar nanti bupati yang menghitung berapa anggarannya. Kita (provinsi) men-support," tegas Pakde Karwo. (nay/ris/abi/nk/jpnn/c9/ca)


Longsor di Lereng Anjasmoro

  • Hujan deras mengguyur lereng Gunung Anjasmoro di Dusun Kopen, Desa Ngrimbi, Kecamatan Bareng, Kabupaten Jombang, sejak Senin (27/1).
  • Selasa dini hari (28/1) terjadi tiga kali longsor. Lahan seluas 300 meter persegi di bukit setinggi 200 meter longsor menimpa lima rumah.
  • Medan yang berat membuat evakuasi korban berjalan sulit. Petugas mengerahkan alat berat.
  • Tujuh orang ditemukan tewas tertimbun. Lima korban terluka dan harus dirawat. Diperkirakan, masih ada tujuh orang lagi yang tertimbun longsoran.
  •  

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mahasiswa Mati, Diduga Karena Arak Bali


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler