Sekjen Demokrat Sebut Sidang Papa Minta Saham Cetak Sejarah, Kok Bisa?

Rabu, 16 Desember 2015 – 23:49 WIB
Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan. Foto : dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA - Sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) mendapat sorotan luarbiasa dari seluruh penjuru tanah air. Bahkan sidang putusan terkait dugaan pelanggaran etik Setya Novanto, mampu mengalahkan pemberitaan proses seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang juga tengah berlangsung di Komisi III DPR.

"Kali ini pemenanganya adalah MKD. Mengalahkan seleksi capim KPK. Ini pertama kali dalam sejarah, posisi seleksi dikalahkan MKD. Padahal besok (Kamis,red) akan pengambilan keputusan (untuk capim KPK,red)," ujar Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat Hinca Pandjaitan, Rabu (16/12) malam.

BACA JUGA: Persekutuan Gereja Sebut Revisi UU akan Melemahkan KPK

Menurut Hinca, setidaknya ada empat pelanggaran yang patut diduga dilakukan Setya Novanto. Salah satunya terkait dugaan penyalahgunaan kewenangan sebagai Ketua DPR. Namun begitu, Hinca mengaku PD belum ingin menyoroti lebih jauh apakah dengan mundurnya Setnov dari jabatan ketua DPR, kasusnya kemudian bisa ditarik ke ranah politik.

"Kami fokus pada etik. Dan PD sangat hormat atau patuh soal etika. Kami tidak sedang bicara hukumnya, tapi ingin tuntaskan pelanggaran etik. Kami tidak ingin terlibat aspek politik dan hukum, tapi aspek etik," ujarnya.

BACA JUGA: Usut Papa Minta Saham, Kejagung Garap Sekjen DPR

Hinca mencontohkan terkait aturan dalam Undang-Undang MD3, bahwa anggota dilarang mencari keuntungan. Dengan demikian, tidak perlu diperdebatkan kembali apakah rekaman tersebut asli atau tidak. 

"Faktanya, pertemuan telah terjadi dan tidak dibantah beliau (Setnov,red)," ujar Hinca.

BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi 2015 Meleset dari Target, Begini Siasat dari Dahlan Iskan

Saat ditanya apakah dengan mundurnya Setnov, maka ada kemungkinan DPR akan melakukan kocok ulang untuk menentukan pimpinan DPR yang baru, Hinca juga mengatakan pihaknya belum ingin berbicara ke arah tersebut.

"Kami tidak sedang bicara itu. Kalau SN mundur atau dimundurkan, Konsekuensi logikanya, ada ritual pergantian di DPR. Nah itu kita hormati saja," ujar Hinca. (gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Golkar Kubu Agung Dinilai Paling Berhak Ajukan Pengganti Novanto


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler