jpnn.com, TRENGGALEK - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto bertemu dengan lebih dari seribu orang pengurus partai dari seluruh wilayah di Kabupaten Trenggalek dan Tulungagung.
Dalam pertemuan itu, Hasto meminta mereka menjadi juru kampanye yang menyiarkan pesan bahwa Calon Gubernur Jawa Timur Tri Rismaharini merupakan pemimpin yang jujur.
BACA JUGA: Hasto PDIP Ungkap Keyakinan, Pertemuan Megawati-Prabowo Pasti Akan Terjadi
Pertemuan dilaksanakan di Trenggalek, dikoordinasikan DPC PDIP Trenggalek dipimpin ketuanya Moch. Nur Arifin atau akrab disapa Gus Ipin.
Pengurus dari tingkat kabupaten, hingga ranting dan anak ranting di Trenggalek dan Tulungagung hadir. Sementara Hasto didampingi Ketua DPP PDIP Ronny Talapessy, serta jajaran pengurus DPD PDIP Jatim. Di antaranya adalah Sekretaris DPD Sri Untari dan Wakil Ketua Deni Wicaksono. Hadir juga politikus muda PDIP Aryo Seno Bagaskoro.
BACA JUGA: Hasto Ungkap Kedaulatan Pangan Jadi Perjuangan yang Senada Antara PDIP dan Prabowo
Dalam pengarahannya, Hasto memulai dengan menyampaikan salam dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Hasto mengatakan Megawati akan segera mengawasi proses fit and proper test para anggota Fraksi PDIP di DPR. Tes itu akan melihat ukuran IQ, EQ, personality, fighting spirit dari para anggota dewan itu.
BACA JUGA: Bicara di Ponorogo, Hasto Harap Kader PDIP Tak Lemah setelah Menghadapi PengkhianatanÂ
Menurut Hasto, kebijakan tersebut merupakan bagian dari proses pelembagaan partai yang merupakan syarat kemajuan. Ia mencontohkan Singapura, yang tanpa sumber daya alam, mampu berkembang menjadi negeri maju.
Hal itu bisa terjadi karena Singapura mampu memanfaatkan keunggulan strategisnya.
"Kuncinya adalah kualitas pendidikan, meritokrasi atau penempatan jabatan strategis, dan hukum berkeadilan. Dan di dalam semua itu, ada roh kedisiplinan, ujar Hasto.
“Maka di partai kita juga mengadopsi jalan pelembagaan dengan kedisiplinan itu. Termasuk dalam mengusung pemimpin di dalam pilkada,” kata Hasto.
Menurut Hasto, tantangannya tak mudah. Sebab PDIP sudah membesarkan seseorang selama 23 tahun, tetapi ternyata ia lebih mengutamakan ambisi kekuasaan demi keluarganya. Yang dimaksudnya adalah Joko Widodo (Jokowi).
“Kekuasaan bisa mengubah seseorang. Awalnya tampak sederhana, naik pesawat menolak kelas bisnis, tetapi ternyata aslinya belakangan berbeda. Ini mengajarkan kita politik tak boleh diisi dan dihidupi dengan kebohongan. Politik harus diisi sosok pemimpin berkarakter,” kata Hasto.
“Kalau Bu Risma berbeda. Ia menjadi wali kota Surabaya dua periode sampai kemudian menjadi Mensos, ia tak pernah berubah. Tetap sosok yang bergerak cepat bila membela wong cilik,” tegas Hasto.
Sementara, Ronny Talapessy meminta seluruh kader partai di Trenggalek serta Tulungagung untuk mengaktifkan posko-posko pengawasan dugaan kecurangan pengerahan aparat pemerintahan dalam pemenangan pilkada. Ia mengatakan kebijakan ini didasari oleh pengalaman pada Pilpres 2024 lalu, serta perintah Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
“Ibu Megawati menyatakan bahwa sikap partai politik partai ke depan tidak ringan. Sekarang hukum vs hukum. Hukum yang mengandung kekuasaan keadilan melawan hukum yang dimanipulasi,” kata Ronny.
Ia mengatakan kader partai sudah tak saatnya lagi tunduk kepada penggunaan wewenang oleh oknum aparat seperti terjadi di pemilu lalu. Namun justru dengan semangat perjuangan dan perlawan, memastikan hukum yang berkeadilan benar-benar ditegakkan.
Dari DPP mempersiapkan sistem agar bagaimana melakukan upaya preventif dan upaya persiapa ketika akan menghadapi sengketa pemilu.
"Tip sederhana yang bisa kita lakukan. Rekam, simpan, laporkan melalui handphone,” tegas Ronny. (tan/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsolidasi Partai di Madiun, Hasto PDIP Ingatkan Gerak Jelang 30 Hari Pencoblosan
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga