Sekjen PKP Said Salahudin: Saya Risau dengan Polarisasi Politik

Rabu, 01 September 2021 – 13:21 WIB
Ilustrasi - Sekjen PKP Said Salahudin menyatakan kerisauannya dengan polarisasi politik di Indonesia. Foto: Ricardo/jpnn.com.

jpnn.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Partai Keadilan dan Persatuan (PKP) Said Salahudin menyatakan risau dengan polarisasi politik di Indonesia yang sudah berlangsung lama.

Said Salahudin khawatir polarisasi tersebut jika tidak segera ditangani akan tidak baik bagi Indonesia ke depan.

BACA JUGA: Lihat Perjuangan Warga Jalan Kaki Gotong Jenazah Hingga 15 Kilometer

Karena telah menimbulkan keretakan sosial di antara elemen masyarakat.

"Saya merasa risau dan terganggu dengan munculnya polarisasi politik di Indonesia yang sudah berlangsung cukup lama dan telah menimbulkan keretakan sosial di antara elemen masyarakat," ujar Said dalam pernyataan politiknya, Rabu (1/9).

BACA JUGA: Usulan Amendemen UUD 1945 Perlu Diperdebatkan

Dia kemudian mengajak seluruh elemen bangsa melenyapkan kepentingan diri sendiri demi membangun Indonesia yang lebih baik.

Menurut Said, hanya dengan langkah tersebut Indonesia yang merdeka kekal abadi, bersatu, berdaulat, adil dan makmur dapat terbentuk.

BACA JUGA: Tompi: Saya Enggak Memilih-milih, Saya Ambil Saja Dulu

Said menyatakan pandangannya mengutip pesan Radjiman Wedyodiningrat, seorang dokter dan salah satu tokoh pendiri Republik Indonesia.

Radjiman pernah tergabung menjadi anggota Budi Utomo, di mana pada 1945 terpilih memimpin Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Sekjen partai yang sebelumnya bernama Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) ini juga mengutip pernyataan negarawan Indonesia Soesanto Tirtoprodjo.

Soesanto pernah duduk sebagai menteri kehakiman dalam enam kabinet yang berbeda, mulai Kabinet Sjahrir III sampai Kabinet Hatta II.

Dia mengingatkan, sejarah telah memberi pelajaran bahwa jatuhnya bangsa Indonesia ke dalam lumpur penjajahan karena adanya perceraian di antara anak bangsa.

"Hal ini hakekatnya terjadi karena selain musuh yang dari luar, ada pula musuh yang datang dari dalam hati sendiri, yaitu egoisme dan sifat-sifat perseorangan. Tabiat egoisme itulah yang harus bisa kita atasi," ucapnya.

Menurut mantan Direktur Sinergi masyarakat untuk demokrasi Indonesia (Sigma) ini, Indonesia memerlukan persatuan yang kukuh.

Persatuan yang artinya bebas dari perselisihan antargolongan.

"Marilah kita sekalian yang cinta pada Tanah Air, berduyun-duyun berjabat tangan. Diikat oleh perasaan cinta-mencitai, harga-menghargai satu sama lain, tak pandang apa agamanya. Kita harus bersatu, senasib sepenanggungan," ucap Said mengutip pernyataan Wiranatakoesuma.

Said lebih lanjut mengatakan bahwa pesan dari para penyusun dasar negara telah menguatkan tekadnya memulai perjuangan baru, merajut keharmonisan di antara seluruh komponen masyarakat yang heterogen, demi mewujudkan persatuan bangsa.

"Pesan itu pula yang selalu diingatkan Ketua Umum PKP Mayjen TNI Marinir (Purn) Yussuf Solichien, seorang prajurit Sapta marga, mantan komandan pasukan khusus Denjaka kepada seluruh kader PKP. Petuahnya, PKP harus menjadi partai politik pemersatu dan harus menjadi simbol persatuan," ucapnya.

Said kemudian mengutip pernyataan Proklamator Ir Soekarno yang menyebut persatuan membawa kekuatan, kekuatan membawa persatuan. Siapa tidak bersatu, tidak kuat. Siapa tidak kuat, tidak bersatu. Dharma eva hato hanti.

PKP merupakan wajah baru dari PKPI yang memiliki ratusan kursi DPRD di seluruh Indonesia.

PKP didirikan para tokoh bangsa di antaranya Wakil Presiden Indonesia ke-6 RI Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno.

"Hari ini berkobar semangat saya yang juga ingin saya tularkan kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama berjuang membangun persatuan di bumi Indonesia, bersama saya, bersama PKP, rumah besar para pejuang," pungkas Said.(gir/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler