jpnn.com - JAKARTA - Semua pasangan calon gubernur pilkada DKI Jakarta 2017, tidak berasal dari kader internal partai politik (parpol) pengusung.
Fakta tersebut dianggap dilema oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Arsul Sani.
BACA JUGA: Siapa pun Pengakses Kopi untuk Mirna Berpotensi Tuangkan Sianida
"Bagaimana, ya? Coba nanti kalau yang diusung kader parpol, lalu ada orang bagus di luar. Yang terjadi parpol pengusung kadernya diteriaki egosentris karena tidak menimbang calon alternatif di luar yang lebih baik," kata Arsul, kepada wartawan, di Gedung DPR, Senayan Jakarta, Selasa (26/9).
Apalagi pengamat politik lanjut Arsul, kalau parpol melakukan A disalahkan, harusnya B. Kalau parpol melakukan B disalahkan, harusnya A.
BACA JUGA: Pengumbar Catatan Medis dan Kejiwaan Jessica Bisa Dipidana
"Jadi yang paling enak dalam sistem demokrasi kita ini adalah pengamat," tegas anggota Komisi III DPR itu.
Dia mencontohkan, calon presiden AS Donald Trump yang bukan kader Partai Republik. Trump lanjutnya, orang yang masuk ke Partai Republik di saat negara Paman Sam itu akan menggelar pilpres.
BACA JUGA: Delapan WNI Divonis Kasus Perompakan di Vietnam, Wakapolri Bilang...
"Tidak ada yang nyalahin. Kita itu justru kalau parpol harusnya menghadirkan kader parpol, itu namanya picik, kita seperti katak dalam tempurung," ujar wakil rakyat dari daerah pemilihan Jawa Tengah X itu.
Karena itu, kata Arsul, PPP bersama anggota koalisinya mengusung calon yang bukan dari kadernya.
"Kalau di luar ada yang lebih baik meskipun dia bukan orang parpol, kasih dong kesempatan. Tak masalah itu," pungkasnya.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nyanyian Damayanti Arahkan KPK ke Pimpinan Komisi V
Redaktur : Tim Redaksi