Sekolah di Bali Siap PTM, Tunggu Instruksi Kepala Daerah

Selasa, 27 Juli 2021 – 07:26 WIB
PTM Terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan. Ilustrasi Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Jumlah kasus Covid-19 yang belum melandai ikut memengaruhi kebijakan pemerintah daerah di sektor pendidikan. Sekolah-sekolah yang berada di zona orange dan merah terpaksa harus menunda pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Kepala SD Negeri 2 Angkah, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, I Nyoman Suriadnyana mengungkapkan, sejatinya pihaknya sudah siap melaksanakan PTM terbatas.

BACA JUGA: SMA di Gunungsitoli Terapkan PTM Terbatas, Siswa Senang, Guru Lega

Semua sarana prasarana untuk PTM sudah disiapkan sejak semester ganjil tahun ajaran 2020/2021. Sebanyak delapan gurunya juga telah divaksinasi dua kali.

Begitu juga uji coba PTM terbatas, sudah dilakukan pada Maret sampai April 2021. Namun, kata Suriadnyana, uji coba terpaksa dihentikan karena melihat perkembangan kasus Covid-19 yang mengkhawatirkan.

BACA JUGA: Jumlah Siswa SMP di Pasuruan Berkurang, PTM Mendesak Dilakukan

"Pak Bupati dan kepala Dinas Pendidikan tidak berani melakukan PTM karena khawatir dengan keselamatan warga sekolah. Makanya sejak Mei sampai sekarang kami masih belajar daring," terang Suriadnyana kepada JPNN.com, Selasa (27/7).

Dia menjelaskan, sejak ada SKB 4 Menteri yang membolehkan adanya PTM terbatas membuat orang tua murid dan guru makin antusias. Itu sebabnya, Suriadnyana langsung mengisi daftar isian sebagai syarat PTM.

BACA JUGA: Persiapan PTM Mantap, Para Kepsek Ini Tunggu Lampu Hijau Kepala Daerah

Jika nanti izin dari Disdik sudah turun, lanjutnya, dia sudah membuat skema PTM. Dengan jumlah siswa 49 orang, Suriadnyana berencana melakukan PTM terbatas setiap hari dengan waktu belajar tiga jam tanpa istirahat. Ini seperti yang dilakukannya pada uji coba Maret sampai April yang berjalan sukses.

"Kalau lihat jumlah siswa kami satu kelasnya sangat memungkinkan untuk PTM tetapi kami tetap menunggu izin kepala daerah," ujarnya.

Suriadnyana menambahkan, orang tua murid sudah sangat ingin anaknya menjalankan PTM. Banyak yang tidak sanggup mengawasi anaknya belajar dari rumah karena keterbatasan fasilitas daring.

"Mudah-mudahan secepatnya ada izin untuk PTM karena anak-anak butuh interaksi dengan gurunya," tutupnya. (esy/jpnn)

 

 

Video Terpopuler Hari ini:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler