Sekolah Lima Hari, Bukan Berarti Siswa 8 Jam di Kelas, tapi...

Selasa, 13 Juni 2017 – 15:08 WIB
Upaya pembentukan karakter dan penanaman budi pekerti. Ilustrasi Foto: JPG/dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan Mendikbud Muhadjir Effendy soal sekolah lima hari dengan durasi 8 jam per hari, mendapat penolakan dari sejumlah kalangan.

Menanggapi hal itu, Muhadjir menilai ada persepsi yang salah di tengah masyarakat terkait kebijakannya itu.

BACA JUGA: Komisi X DPR Minta Sekolah Lima Hari Jangan Diterapkan Menyeluruh

Dikatakan, 8 jam di sekolah tidak berarti para siswa nantinya selama itu berada di dalam kelas untuk mengikuti pelajaran. "Saya tegaskan, delapan jam itu tidak berarti anak ada di kelas," ujarnya di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (13/6).

Pelajaran pun lanjut dia, tetap mengacu pada kurikulum 2013. Hanya saja nanti diperbanyak dengan kegiatan kokurikuler.

BACA JUGA: Sudah Ribuan Sekolah Terapkan Lima Hari Masuk

Itu sebagai pemenuhan dari visi presiden yang menetapkan bahwa pada level pendidikan dasar sampai SMP diperkuat atau diperbanyak pada pembentukan karakter dan penanaman budi pekerti.

Artinya, ada kegiatan belajar mengajar di luar kelas. "Bahkan di luar sekolah. Yang penting tetap menjadi tanggung jawab sekolah," jelas Muhadjir.

BACA JUGA: Sekolah Lima Hari, Madrasah Diniyah Bagaimana?

Dia menerangkan, kegiatan kokurikuler itu diusahakan mencapai 60 hingga 70 persen. Sehingga kegiatan transfer pengetahuan yang dilakukan guru sekitar 30 persen saja.

"Sisanya hanya aktivitas murid di dalam membentuk karakter yang bersangkutan," tutur mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu.

Salah satu upaya membentuk karakter siswa yakni membantu orang tua. Termasuk membantu orang tua di sawah.

Namun, tanggung jawab penilaian tetap dilakukan oleh guru. "Iya (itu) bagian dari proses pembentukan karakter bersangkutan, nilai bagian yang dipantau guru.”

Ya, guru sebagai pengajar menurut Muhadjir juga berperan sebagai katalisator. Dia harus bisaa menggali potensi anak atau kemampuan anak secara spesifik.

"Siapa tahu itu bisa bibit pengusaha besar. Bisa diarahkan anak sejak dini. Menggali potensi anak sejak dini," imbuhnya.

Sementara Muhadjir menambahkan, program PPK sudah menetapkan 5 karekter prioritas dari 18 karakter yang ada.

"Masalah keagamaan atau religiusitas, gotong royong, integritas, pribadi atau jujur, toleransi," pungkasnya. (dna/JPG)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PKB Tolak Sekolah Lima Hari


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler