jpnn.com - JAKARTA - PDI Perjuangan mulai Minggu (28/6) hingga Jumat (3/7) nanti menggembleng kader-kadernya yang akan diusung pada pemilihan kepala daerah tahun ini. Ada 137 bakal calon kada maupun wakilnya dari PDIP yang menjalani sekolah partai agar benar-benar mampu bersaing pada pilkada serentak 9 Desember nanti.
Langkah PDIP menggelar sekolah partai bagi kader-kadernya yang akan diusung di pilkada serentak itu dinilai sebagai terbobosan penting. Menurut pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Muradi, sekolah partai bagi calon kada itu bisa menjadi cara PDIP untuk mengintegrasikan kepentingannya sebagai partai pengusung dengan harapan publik.
BACA JUGA: KPK Lontarkan Kritik ke Menteri Yuddy soal Mobil Dinas untuk Mudik
Muradi menjelaskan, PDIP tentu merasa perlu memastikan kepentingannya sebagai partai diakomodir calon kada. Di sisi lain, PDIP tentu juga harus kompromi dengan harapan publik.
“Sekolah partai calon kepala daerah PDI Perjuangan ini bisa memelopori cara untuk mengintegrasikan harapan publik dengan kepentingan partai politik. Jadi harus diapresiasi sebagai bagian dari terobosan politik," ujar Muradi dalam keterangan terulisnya ke media, Senin (29/6).
Pimpinan di Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Unpad itu menambahkan, persepsi publik selama ini menempatkan parpol hanya sebagai pengusung di pilkada saja. Sebab, yang dijual adalah figur calon kada.
BACA JUGA: Ssstt... Jokowi dan Megawati sudah Berkomunikasi Ganti Menteri
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Jakarta, Minggu (28/6) saat pembukaan sekolah partai untuk calon kepala daerah dari PDIP.
BACA JUGA: Motifnya apa Membunuh Anak Selugu, Selucu dan Secantik Itu?
Karenanya, sering kali hubungan antara publik pemilih dengan partai pengusung justru tak sinergis. Bahkan kemenangan partai di suatu daerah saat pemilu legislatif, bisa saja dipecundangi oleh partai gurem saat pilkada.
Muradi menegaskan, kesan itulah yang hendak dikikis PDIP melalui sekolah partai bagi calon kada. Di samping itu, PDIP tentu ingin memastikan calon kada yang diusung juga membawa ideologi partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.
“Katena warna ideologi partai harus menjadi pondasi antara harapan publik dengan tujuan dari partai pengusung yang terimplementasi dalam visi dan misi calon kepala daerah," ulasnya.
Selain itu, Muradi juga melihat sekolah partai itu menjadi cara bagi PDIP untuk memosisikan calon kada agar tidak merasa sok besar karena menjadi figur yang populer. “Jadi figur calon kepala daerah tidak lagi hanya sekedar menyihir pemilih dengan figuritasnya semata, tapi juga sebagai bagian laku etika politik yang mencerminkan partai pengusungnya,” ulasnya.(ara/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Margareith Tersangka Otak Pembunuhan, Ini Reaksi Pengacara Agustinus
Redaktur : Tim Redaksi