Disebutkan, dari data terbaru yang ada, sekitar 40 persen dari medium penyebaran adalah melalui kontak heteroseksual (pria-wanita), disusul oleh kontak homoseksual sebesar 32 persen
BACA JUGA: Filipina Umumkan Keadaan Darurat
Sementara sebagian besar sisanya, sebagaimana diberitakan AP, ditularkan melalui penyalahgunaan obat-obatan terlarang, yang sebelumnya menjadi faktor dominan dalam penyebaran HIV/AIDS di sana.Berdasarkan laporan itu pula makanya, UNAIDS merekomendasikan perubahan strategi dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS di negeri itu, yang selama ini sebenarnya dipandang cukup berhasil dilakukan oleh pemerintah dan lembaga berwenang di Cina
Data UNAIDS yang dirilis Selasa (24/11) waktu setempat itu juga merinci, bahwa infeksi HIV/AIDS melalui kontak heteroseksual tersebut berkembang tiga kali lipat selama periode 2005-2007
BACA JUGA: Obama akan Tuntaskan Urusan Afghanistan
Sementara untuk penyebaran melalui hubungan homoseksual, juga mengalami peningkatan dua kali lipat sejak 2007.Cina sendiri, yang dalam dekade terakhir khususnya kian pesat saja pembangunannya, kendati kadang masih biasa dikontrol oleh rezim komunisnya, sudah mengalami moderninasi dan mengadopsi keterbukaan di berbagai bidang
BACA JUGA: Langkah Maju Australia soal Karbon
Hal itu setidaknya bisa dilihat dari keberadaan, penampilan, bahkan gaya hidup anak-anak mudanya, yang salah satunya tentu juga mengarah pada perilaku seks bebas."Kita di sini mengalami transisiKita melihat ada pergeseran dalam keberadaan epidemi ini," ungkap Michel Sidibe, Direktur Eksekutif UNAIDSDikatakannya pula, trend yang sama juga terjadi di beberapa kawasan Asia lain dan di Afrika, yang berarti bahwa diperlukan peningkatan fokus pada kelompok masyarakat beresiko, terutama kaum migran dan pekerja seks.
"Kita perlu memastikan bahwa alokasi sumber daya (penanggulangan) merespon perubahan ini," ujar Sidibe lagi.
Menteri Kesehatan Cina, Chen Zhu, sebelumnya juga melaporkan bahwa hingga akhir Oktober, jumlah penderita yang dikonfirmasi terinfeksi HIV dan menderita AIDS mencapai 319.877 orangAngka ini naik cukup besar dari data 264.302 orang tahun lalu, yang berkembang dari sebanyak 135.630 orang pada 2005 laluNamun Chen menyebutkan pula, angka penderita sebenarnya (di bawah permukaan) bisa jadi mencapai 740 ribu orang(ito/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dua Produsen Susu Bermasalah Dieksekusi
Redaktur : Tim Redaksi