jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Startup Digital Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Sonny Hendra Sudaryana mengatakan layaknya sektor bisnis lain, lanskap ekonomi digital akan terus berubah.
Menurut Sony, sejak tahap awal startup dituntut untuk bisa mengejar profitabilitas dan pertumbuhan yang seimbang.
BACA JUGA: Jubir Muda PKB Mengingatkan Startup: Jangan Menjadikan Keadaan Ekonomi Global Alasan Melakukan PHK
"Para founders startup dituntut untuk bisa memaksimalkan kesempatan yang ada dan menciptakan solusi tantangan ekonomi dan sosial yang inovatif,” ungkap Sony pada acara puncak Milestone Day, sebagai penutup dari serangkaian program inkubasi Startup Studio Indonesia (SSI) Batch 5 yang digelar secara virtual, Selasa (13/12).
Dia menambahkan, Kemenkominfo akan selalu berkomitmen mendukung startup yang ingin menyelesaikan tantangan riil dalam masyarakat, yaitu penentuan regulasi, pelatihan talenta digital, pembentukan komunitas, serta pemberian akses terhadap jaringan ahli startup melalui program SSI ini.
BACA JUGA: Global Market-Fit Program Fasilitasi Kerja Sama Startup Malaysia dan Indonesia
Setelah program SSI 5 selesai, lanjut dia, Kemenkominfo akan terus memantau kemajuan dari masing-masing peserta melalui program alumni.
Nantinya, startup akan melakukan sesi coaching tambahan dan pertemuan rutin setiap bulan selama satu tahun dengan tim SSI.
BACA JUGA: 24 Startup Difasilitasi Pertemuan Bisnis di HUB.ID Accelerator 2022 Â
Menurut dia, kurikulum yang dirancang pun berdasarkan kebutuhan unik startup setiap batch, agar alumni bisa mendapatkan solusi yang tepat sasaran.
Diketahui, Startup Studio Indonesia merupakan program persembahan Kemenkominfo yang bertujuan untuk mendampingi dan membina para startup tahap awal (early-stage) selama 15 minggu agar bisa menemukan product-market fit (PMF).
Sejauh ini, SSI menuntaskan 5 batch pelatihan, dengan total 80 alumni startup berprestasi.
Berdasarkan data, total pendanaan yang tersalur ke startup alumni SSI Batch 1-3 hingga Mei 2022 mencapai Rp332,1 miliar.
Dari setiap batch sebelumnya, 30-40% alumni telah mendapatkan pendanaan tahap awal.
Sementara itu, Co-Founder dan CMO Biteship Afra Sausan mengatakan startup yang baru saja menerima dana segar investor pun perlu memprioritaskan penggunaannya untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Misalnya, kata dia, untuk riset dan memahami kebutuhan konsumen, alih-alih untuk mengejar kompetitor atau tren.
Sebagai acuan, startup bisa menggunakan formula 60-30-10.
60% dana untuk pengembangan fitur, 30% untuk inovasi fitur baru, dan 10% untuk eksperimen solusi baru.
Formula ini bisa membantu startup untuk lebih fokus mencapai PMF tanpa terlalu agresif dengan pengeluaran dana.
"Dari pengalaman Biteship yang baru menerima funding, kami menghindari penggunaan dana funding untuk menutupi biaya operasional ataupun hutang, karena hal tersebut bisa membuat startup bergantung pada dana eksternal untuk menjalankan bisnis," tandas Afra. (ddy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 2 Startup Ini Beri Kesempatan Mahasiswa Prasejahtera Kuliah Sambil BekerjaÂ
Redaktur & Reporter : Dedi Sofian