jpnn.com, JAKARTA - Sektor perumahan dinilai memiliki peran strategis dalam mendorong pemulihan ekonomi akibat dampak corona.
Presiden Direktur Centre for Banking Crisis Achmad Deni Daruri menuturkan pandemi Covid-19 menciptakan krisis ekonomi karena aktivitas ekonomi dipaksa untuk berhenti.
BACA JUGA: BP Tapera Segera Beroperasi, Pasar Perumahan Bakal Tumbuh
Meski begitu, muncul aktivitas ekonomi yang tidak bisa dihentikan oleh Covid-19, seperti aktivitas bekerja dari rumah.
"Untuk itu perlu dibangun rumah-rumah baru agar masyarakat bukan saja mampu memiliki rumah tetapi juga bisa bekerja dari rumah," ujar Deni, Senin (29/6).
BACA JUGA: Dukung Pemulihan Sektor Riil, BTN Siap Ekspansi Kredit
Untuk mengoptimalkan sektor perumahan, sisi penawaran harus diefektifkan dan diefisienkan secara optimal. Caranya adalah dengan meningkatkan skala ekonomis dan skala skope dari bank-bank yang mampu menyalurkan dana bagi sektor perumahan nasional.
"Tidak semua bank bisa masuk dalam kategori ini. Satu-satunya bank yang masuk dalam definisi ini adalah Bank BTN," sebutnya.
BACA JUGA: Jamkrindo Konsisten Mendampingi UMKM
Menurut Deni, BTN merupakan satu-satunya bank yang memiliki skala ekonomi dan skope dalam memberikan pembiayaan sektor perumahan karena bisnis utamanya sangat fokus pada pembiayaan perumahan.
"Lantas apa konsekuensinya? Bank BTN harus diberikan porsi kemampuan dalam menyalurkan kredit perumahan yang lebih besar lagi, sehingga skala ekonominya menjadi semakin efisien yang pada gilirannya membuat biaya per unit rumah yang dibangun menjadi semakin murah," tutur Deni.
Dia mencontohkan jika dana FLPP difokuskan hanya kepada BTN, maka efisiensi per unit rumah yang dibangun juga akan semakin murah ketimbang fasiltas ini juga diberikan kepada bank-bank lainnya.
Menurut dia, bagi pemerintah target pembangunan satu juta rumah juga dipastikan akan berjalan dengan baik karena BTN adalah bank yang memiliki spesialisasi dalam pembangunan perumahan.
Untuk mencapai target itu selain memberikan seluruh fasiltas FLPP kepada BTN, pemerintah juga dapat memberikan insentif kepada variabel penentu Nilai Tambah Perumahan yang juga merupakan upaya paling efektif untuk meningkatkan nilai tambah sektor perumahan hingga lima tahun ke depan.
"Dampak peningkatan nilai tambah pada sektor perumahan terhadap sektor pertanian, industri, listrik dan gas kota juga positif hingga lima tahun ke depan. Sehingga program pembangunan perumahan sangat cocok untuk membantu petani yang terpukul oleh krisis Covid-19 seperti petani tanaman pangan. Sektor konsumsi adalah motor utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga jika sektor konsumsi kembali cepat pulih, maka perekonomian Indonesia juga dengan sendirinya akan cepat pulih," tandas Deni.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy