jpnn.com, JAKARTA - Menyambut detik-detik pergantian tahun setiap orang tentunya memiliki resolusi untuk berkembang dan menjadi lebih baik.
Ide bisnis diprediksi akan menjadi yang paling menguntungkan di 2023 mendatang. Apalagi, masyarakat diminta bersiap dan berhati-hati untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global pada 2023.
BACA JUGA: Cue Cafe dan Gallery Kaleb, Usaha Kekinian Komunitas Difabel Bitung yang Baru Diresmikan Pertamina
Keadaan ekonomi yang tidak stabil dalam kurun waktu yang lama juga akan memberi dampak pada kenaikan harga kebutuhan bahan pokok, naiknya angka kemiskinan, bahkan pelaku UMKM
Meskipun demikian, sejumlah pengamat menyebut terdapat beberapa bisnis yang bisa bertahan di masa resesi ekonomi.
BACA JUGA: Permudah Usaha Migas, Kementerian ESDM dan KLHK Luncurkan Formulir Standar Spesifik UKL/UPL
Direktur Center of Economic and Law Studies Bhima Yudhistira mengatakan sektor usaha yang masih bisa bertahan dan menghasilkan keuntungan selama resesi ialah bisnis kosmetik atau perawatan tubuh.
Menurut Bhima, resesi justru membuat masyarakat lebih memperhatikan penampilan tubuh.
BACA JUGA: APIHATI Dorong Penguatan Komunikasi Antarpelaku Usaha dan Pemerintah
"Ada kecenderungan, bahkan saat krisis pandemi terjadi booming skincare dan iitu masih terjadi ditambah mobilitas sudah mulai longgar," ujar bhima saat dikonfirmasi, Senin (26/12).
Kemudian, sektor lainnya yang kuat bertahan menghadapi resesi ialah pendukung informasi dan komunikasi, seperti data center, artificial intelligence (AI), dan cloud computing.
Bhima menilai sektor tersebut tetap bertahan karena arah digitalisasi ke depan, yakni mempercepat adaptasi perusahaan tradisional dengan dukungan sistem digital.
Selain itu, sektor yang akan bertahan ialah usaha konsultasi atau perencana keuangan, khususnya konsultan pengatur keuangan rumah tangga selama resesi.
"Usaha konsultasi psikologis atau mental health dinilai kuat karena banyaknya pekerja yang stres akibat tekanan pekerjaan dan korban pemutusan hubungan kerja (PHK)," ungkapnya.
Selanjutnya, sektor usaha yang terakhir ialah makanan dan minuman atau FnB (Food and Beverage).
Menurut Bhima, sektor itu berkaitan dengan kebutuhan dasar sehingga relatif imun terhadap resesi.
"FnB yang berbasis panganan lokal bisa lebih bertahan dibanding makanan yang konten bahan baku impornya besar karena resesi dapat berimbas pada terhambatnya pasokan komoditas impor," tegas Bhima.(mcr28/jpnn)
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Wenti Ayu Apsari