SURABAYA - Persebaya harus melewati laga-laga terakhirnya dengan tantangan beratTiga laga terakhir tim berjuluk Green Force itu di arena Divisi Utama harus diwarnai dengan keributan
BACA JUGA: Ferrer-Ferrero Tak Terhadang
Mulai dari pertandingan menjamu Persidafon Dafonsoro (12/4), bertandang ke kandang Persekam Metro FC (16/4), hingga saat dijamu PSBI Blitar (19/4)
BACA JUGA: Arema Harus Lupakan LCA
Kejadian tersebut diakui bisa berpengaruh pada performa tim ketika menghadapi pertandingan terakhir melawan tuan rumah Persigo Gorontalo (30/4) mendatang
BACA JUGA: Timnas U-23 Hadapi Dilema
KusenDia menjelaskan bahwa dari beberapa kali keributan yang terjadi, selalu diawali dengan ketidak puasan pada kepemimpinan wasitTapi Kusen juga mengakui bahwa ada pula keributan yang melibatkan antar pemain
Namun, dia menampik persoalan tersebut dipiocu oleh keterlambatan gaji pemain persebaya yang mencapai delapan bulan"Kalau sudah main di dalam lapangan semua bertanggung jawabKalau kami minta agar persoalan gaji segera selesai, itu di luar lapangan," terang mantan bek Deltras Sidoarjo itu
Salah seorang rekan Kusen di Persebaya yang enggan disebutkan namanya menyatakan bahwa keributan di dalam lapangan tak lepas dari tekanan di pundak pemainNah, tekanan yang menerpa pemain bisa berasal dari manajemen klub agar bisa menang, atau tekanan ekonomi pemain
"Karena itu, sedikit banyak keterlambatan gaji bisa berpengaruh di dalam lapangan," katanyaSoal keterlambatan gaji, pemain tersebut menyatakan bahwa para pemain Persebaya sudah banyak yang terlilit hutang
Selain harus menggadaikan sepeda motor, beberapa di antaranya juga harus menjual mobilDia berharap agar Ketua Umum Persebaya Wishnu Wardhana segera menyelesaikan persoalan gaji tersebutJika tidak, lanjut dia, para pemain terpaksa harus nglurug ke Kantor DPRD Surabaya untuk mengadukan nasibnya"Kalau tidak ada respon, terpaksa kami harus ngulurug ke dewan dalam minggu-minggu ini," tuturnya(uan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kibasan Uang Sambut Owen
Redaktur : Tim Redaksi