jpnn.com, PALEMBANG - Polisi meringkus seorang terduga simpatisan ISIS saat memasuki wilayah Sumatera Selatan.
Pria bernama Toni Rianda (24), itu ditangkap Polda Sumsel, kemarin (8/7), pukul 18.30 WIB.
BACA JUGA: Simak! Jokowi Peringatkan Negara Tetangga Soal ISIS
Warga Sembilang, Gang Karet, RT5/4, Pekanbaru, Riau itu terjaring dalam razia di jalan raya depan Polsek Gelumbang, sekitar pukul 15.45 WIB.
Ketika ditangkap, Toni menumpang bus Juwita BG 7713 AU tujuan Palembang yang dikemudikan Heriyanto (48), warga Kelurahan Silaberanti, Palembang. Di dalam bus itu, dia duduk di baku depan, samping sopir.
BACA JUGA: Heboh Video Sejumlah Pria Bersorban Latihan Menembak Pakai AK-47 di Ujanmas
Bersama tas yang disandangnya, dia terlebih dahulu digelandang ke Mapolsek Gelumbang. Di dalam tas ada laptop, pakaian, kartu tanda penduduk (KTP), kartu ATM Bank Mandiri, SIM C, kartu Lisensi Operator K3, handphone, dan power bank.
Dari sana, dia dibawa ke Mapolda Sumsel. Turun dari mobil Land Rover Hitam nopol DD 2000 IJ, Toni dikawal ketat anggota Brimob bersenjata lengkap. Dia langsung dibawa masuk dan diinterogasi di ruang Kanit 1 Subdit III Ditreskrimum Polda Sumsel.
BACA JUGA: Semua Gedung Hancur Karena Perang, Kecuali Masjid Ini
Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group) sempat mendengar kalau Toni punya keinginan berangkat ke Irak atau Suriah untuk berjihad.
“Kalau ada uang atau orang yang membiayai, saya akan berangkat berjihad,” katanya lagi.
Informasinya, dalam laptop yang dibawa pria itu juga banyak video berkaitan dengan ISIS. Mulai dari latihan perang hingga cara ISIS mengeksekusi tahanan. Terdengar pula kalau Toni menyebut polisi thogut.
Pengakuan Toni, dia sudah mengenal ISIS sejak delapan bulan terakhir, dari YouTube dan video yang sering dia unggah. Tepatnya mulai November 2016. Toni tergabung dalam grup aplikasi Telegram dengan simpatisan ISIS lain. Nomor telegram 085263705556.
Foto profil yang dipasang pada Telegram-nya bergambar seorang wanita berhijab Hitam dalam posisi sedang menembak menggunakan senjata laras panjang jenis AK-47.
Melalui grup Telegram itulah dia berkomunikasi dan berbagi informasi.
“Kalau saya tertangkap atau bahkan mati ditembak karena berjihad bersama ISIS, itu resiko saya,” akunya.
Toni sudah mengetahui kalau dirinya dicari polisi. Informasi itu didapatkan dari teman-temannya yang mengabari melalui Telegram tersebut.
“Kelompok sudah kasih tahu kalau saya jadi buronan,” sambungnya.
Sekitar pukul 20.30 WIB, Kapolda Sumsel Irjen Pol Agung Budi Maryoto datang ke Polda. Setengah jam, dia ikut menginterogasi Toni. Menurut rekan seangkatan Kapolri Jenderal Tito Karnavian itu, dalam grup Telegram di handphone Toni banyak postingan video ISIS.
“Kalau dia posting seperti itu, artinya sudah jelas maksudnya apa,” ujar Agung.
Kapolda sempat memperlihatkan video kekejaman ISIS sembari menanyakan apa Toni mau melakukan seperti itu. “Dia jawab tidak mau dan mengaku menyesal,” sambungnya.
Namun, postingan dan video dari laptop dan handphone itu kini menjadi bukti untuk menjerat Toni secara hukum. Untuk awal, karyawan sebuah perusahaan di Muara Enim itu bisa dikenai Undang-Undang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik).
“Kami lagi kumpulkan alat bukti. Yang jelas, ada proses hukum selanjutnya,” pungkas Agung.(vis/roz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sssttt... Ada Pondok Pesantren Sedang Diawasi Kodim
Redaktur & Reporter : Budi