Selamat Pagi, Pak Anies Baswedan, Ini Ada Cerita Mengharukan soal PPDB 2020

Rabu, 24 Juni 2020 – 06:28 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Foto: Ricardo

jpnn.com, JAKARTA - Nurhasanah enggan mengikuti demonstrasi tolak kebijakan pendaftaran peserta didik baru atau PPDB Jakarta bersama orang tua murid lainnya, meski anaknya tidak lulus dalam PPDB jalur afirmasi.

Dia hanya berdoa dan berharap ada keajaiban.

BACA JUGA: Besok, Ratusan Orang Tua Murid Demo Tolak PPDB Jakarta

"Saya enggak berani demo. Lebih baik saya berdoa agar ada keajaiban untuk anak saya. Saya orang kecil, cuma berharap anak masuk sekolah negeri. Kalau swasta mahal, mau bayar pakai apa," keluh ibu dua anak ini kepada JPNN.com, Selasa (23/6).

Nurhasanah yang suaminya tukang ojek online ini mengungkapkan, sudah mendaftar PPDB jalur afirmasi.

BACA JUGA: PPDB 2020 DKI Jakarta Tak Melihat Nilai, Indra Puji Anies Baswedan

Sayang, karena usia putrinya, Firlana Nuruzzahra baru 12 tahun tiga bulan, sehingga dia tidak lolos.

Padahal nilai rata-ratanya di atas 80-an.

BACA JUGA: PPDB 2020: Orang Tua Mengeluhkan Syarat Usia Masuk SMP dan SMA

"Sebenarnya kalau lihat nilai, anak saya pasti masuk. Namun karena yang dilihat usia akhirnya anak saya tidak lulus. Yang lulus kebanyakan anak usia di atas 13 tahun," ucapnya sedih.

Selain itu, lanjutnya, daya tampung untuk afirmasi hanya 40-50 anak. Akibatnya anak-anak usia 12 tahun tiga bulan seperti Firlana tidak lulus.

Kini, Nurhasanah mencoba jalur zonasi. Sekolah yang dituju adalah SMPN 238, 104 dan 247. Yang sesuai Kelurahan Duren 3 Pancoran Jaksel adalah SMPN 238.

Baik Nurhasanah maupun putrinya berharap bisa masuk SMP negeri.

Kalau jalur zonasi tidak masuk juga, Nana, sapaan akrab Nurhasanah, mengaku tidak tahu lagi harus cari sekolah di mana.

"Saya pengin sekali anak-anak sekolah tinggi biar hidupnya lebih sejahtera. Jangan kayak orang tuanya, yang hidup pas-pasan. Kalau enggak 'narik', gimana bisa makan sementara saya cuma ibu rumah tangga. Kalau sekolah negeri kan enggak bayar SPP," tuturnya.

Dia lantas membandingkan penerimaan PPDB 2019 yang masih melihat nilai.

Saat anaknya yang pertama masuk SMKN, lulus lewat jalur afirmasi. Meski usianya muda tetapi karena patokannya nilai bisa lulus.

"Alhamdulilah meski kami orang enggak punya tetapi dikaruniai anak-anak yang pintar. Setiap masukin anak ke sekolah negeri alhamdulillah selalu lulus. Baru kali ini enggak masuk. Bukan karena nilainya jelek, tetapi terlalu muda usianya," paparnya.

Sama seperti orang tua murid yang lain, Nana berharap Gubernur Anies Baswedan mengubah sistem PPDB 2020 dengan menambah kuota afirmasi.

"Semoga ada perubahan agar anak saya bisa masuk sekolah negeri. Saya pasrahkan semuanya kepada Allah SWT semoga ada jalan keluarnya," tandasnya. (esy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler