Selamat setelah 96 Jam Tertimbun

Rabu, 16 Maret 2011 – 06:39 WIB
Seorang perempuan menangis di tengah reruntuhan Kota Natori, Prefektur Miyagi. Foto: REUTERS/Asahi Shimbun

DI tengah banyaknya korban jiwa dalam musibah gempa dahsyat dan tsunami di Jepang, ada juga cerita tentang mukjizat atau keajaibanDua warga berhasil diselamatkan dan ditemukan dalam keadaan hidup setelah tertimbun selama 96 jam.

Stasiun televisi milik pemerintah Jepang, Nippon Hoso Kyokai (NHK), melaporkan bahwa seorang pria ditemukan hidup di Kota Ishimaki, Prefektur Miyagi, kemarin siang (15/3) setelah empat hari tertimbun puing-puing gempa dan tsunami yang terjadi pada Jumat lalu (11/3).

Pagi harinya, tiga warga lanjut usia (lansia) telah diselamatkan dalam tumpukan puing-puing mobil di kota kecil Natori, selatan Sendai, Prefektur Miyagi.  Pada saat hampir bersamaan, seorang perempuan tua usia 70 tahun juga ditemukan dalam kondisi selamat di bawah reruntuhan bangunan di kota lain

BACA JUGA: Dua Ledakan Baru Bikin Kian Waswas

Nenek itu langsung dilarikan ke rumah sakit karena hipotermia
Tetapi, NHK memastikan, nyawa sang nenek tidak sampai  terancam.

Penyelamatan tersebut terjadi setelah seorang bayi usia empat bulan ditemukan dalam kondisi selamat di bawah reruntuhan rumahnya di Kota Ishinomaki, Prefektur Miyagi, Senin lalu (14/3)

BACA JUGA: Pangeran William Dijamu Pesta di Queensland

Bayi itu terlepas dari gendongan orang tuanya ketika gelombang laut menerjang rumahnya


Tim penyelamat dan tentara yang dikerahkan ke kota tersebut untuk membantu evakuasi para korban menemukan sang bayi

BACA JUGA: Pensiun Dalai Lama Dibahas

News.com memberitakan bahwa selanjutnya bayi itu dipersatukan dengan sang ayah.

Kaori Ohashi, 39, juga termasuk yang selamatIbu dua anak itu bekerja di di sebuah panti perawatan di Sendai, Prefektur MiyagiSaat tsunami menerjang, dia menyaksikan gelombang laut bercampur lumpur dan banyak puing menghantam rumah dan bangunanTak terkecuali tempatnya bekerja.

Dia juga melihat banyak mobil di jalan dijungkir-balikkan oleh gelombang lautSementara itu, para pengemudinya masih berada di dalam mobilWarga lain berusaha menyelamatkan diri dengan menaiki pohon"Saya mengira saya tidak akan selamat," ujar Ohashi kepada Agence France-Presse (AFP)Dua malam dia terjebak di panti bersama 15 staf lainnya serta 200 warga lansia penderita demensia akutSaat ini, Ohashi tinggal di tempat penampungan sementara di ruang gimnasium sekolah di SendaiDi tempat itu, juga tinggal 400 pengungsi lainnya.

Ketika tsunami datang, lantai satu tempat Ohashi bekerja dipenuhi airBersama para koleganya, dia membawa para lansia ke lantai dua dan tiga"Saat itu listrik matiSalju mulai turunSaya merasakan suasana yang mencekam," ceritanya.

Ohashi dan rekan-rekannya bertahanMereka tetap sibuk mengurus para lansiaDalam kondisi gelap, mereka  melakukan aktivitas seperti biasaMenyuapi dan membantu para lansia ke toilet serta memasang alas tidur di lantai buat mereka.

"Mereka (para lansia pasien demensia) ketakutanTetapi, saya rasa mereka tidak tahu terjadi tsunamiMereka takut karena ruang gelap dan dinginMereka baru bisa tidur sekitar pukul 02.00 atau 03.00 pagiKami berusaha menenangkan mereka," paparnya.

Di hari berikutnya, sebuah helikopter penyelamat melintasDua petugas meminta Ohashi tetap kuat dan sabarMereka menyatakan bantuan segera tibaPada Minggu lalu (13/3) tim penyelamat tibaAjaibnya, dia bersama para kolega dan semua pasien selamatOhashi pun bersatu kembali dengan keluarganya di pengungsian pada Minggu laluAnak lelakinya yang berusia 12 tahun dan anak keduanya, perempuan usia 2 tahun, juga selamat"Saya senang bertemu mereka lagiTidak ada kata-kata yang bisa keluarSaya amat bahagia," tuturnya(AFP/zul/vie/ton/jpnn/dwi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Malaysia Cambuk 30 Ribu Orang Asing


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler