Seorang mantan petugas polisi dipenjarakan selama enam bulan karena mengakses rincian pribadi hampir 100 perempuan secara ilegal. Informasi itu digunakannya untuk menentukan apakah mereka pasangan kencan yang "cocok". Poin utama:⢠Adrian Moore mencari informasi lebih dari 90 perempuan yang ia temui di situs kencan
⢠Pengacaranya mengatakan bahwa ia termotivasi oleh rasa ingin tahu tentang latar belakang sang perempuan
⢠Tetapi tindakannya terbukti sebagai "pelanggaran kepercayaan yang parah dan berkelanjutan".
BACA JUGA: Wujudkan Mimpi Tinggal dan Bekerja di Australia Utara
Adrian Trevor Moore adalah veteran 28 tahun dari Kepolisian Australia Barat dan sempat dinominasikan sebagai polisi terbaik tahun 2011.
Mantan polisi senior itu mengaku bersalah atas 180 dakwaan menggunakan basis data polisi yang aman untuk mengakses informasi 92 perempuan yang telah bertemu, berinteraksi dengannya di sejumlah situs kencan termasuk Tinder dan Plenty of Fish.
BACA JUGA: Makin Banyak Pria Ditangkap di Bandara Australia Karena Miliki Bahan Pornografi Anak-Anak
Sepertiga perempuan itu diperiksa datanya oleh Moore beberapa kali selama beberapa tahun.
Rincian satu korban diakses 13 kali selama enam tahun.
BACA JUGA: Januari 2019 Tercatat Jadi Bulan Terpanas di Australia
Selidiki calon teman kencanPengacara terdakwa, Mark Andrews, mengatakan kepada Pengadilan Magistrasi Perth bahwa Moore termotivasi oleh "keingintahuan" dan berusaha untuk menentukan "kesesuaian" para perempuan yang ia pertimbangkan untuk dikencani.
Andrews mengatakan kliennya "bodoh ... memutuskan untuk melakukan uji kelayakan" kepada para perempuan itu sebelum bertemu dengan mereka.
Namun jaksa Tom Pontre mengatakan kepada pengadilan bahwa pelanggaran Moore selama lebih dari 12 tahun sama dengan "pelanggaran kepercayaan yang terus menerus".
Hakim Geoff Lawrence setuju dan mengatakan hukuman penjara diperlukan.
"Harus ada putusan yang menunjukkan apa yang akan terjadi jika petugas data di era digital kita benar-benar mengakses informasi untuk keuntungan mereka sendiri," katanya.
"Jika masyarakat tak bisa mempercayai pejabat publik ... maka mereka akan kehilangan kepercayaan pada sistem."
Moore juga didenda $ 2.000 (atau setara Rp 20 juta) karena memiliki gambar tak senonoh. Photo: Pengadilan mengungkap tindakan Adrian Moore selama lebih dari 12 tahun ini sama dengan "pelanggaran kepercayaan yang terus menerus". (ABC News)
Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.
Ikuti berita-berita lain di situs ABC Indonesia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemunculan Ormas Preman Selalu Warnai Dunia Politik Indonesia