Selisih Elektabilitas Terpangkas, Ganti Presiden Mendekati Realitas

Rabu, 20 Maret 2019 – 15:37 WIB
BERSALAMAN: Joko Widodo dan Prabowo Subianto bersalaman saat debat kedua kontestan Pilpres 2019 di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2). Foto: Ricardo/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Persaingan antara Joko Widodo - KH Ma’ruf Amin (Jokowi - Ma’ruf) dengan Prabowo Subianto - Sandiaga S Uno (Prabowo - Sandi) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 makin ketat. Bahkan, selisih elektabilitas antara dua pasangan calon (paslon) itu menipis.

Survei terbaru Litbang Kompas memperlihatkan selisih elektabilitas antara Jokowi - Ma’ruf dengan Prabowo - Sandi hanya 11,8 persen. Namun, elektabilitas Jokowi - Ma’ruf sudah di bawah 50 persen, atau persisnya 49,2 persen.

BACA JUGA: Gerindra: Jokowi Game Over

Di sisi lain elektabilitas Prabowo - Sandi di anka 37,4 persen. Namun, ada tren peningkatan elektabilitas Prabowo - Sandi seiring penurunan tingkat keterpilihan Jokowi - Ma’ruf.

Survei itu membuat politikus Partai Demokrat (PD) Ferdinand Hutahaean yang juga juru bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandi makin yakin jagonya bakal memenangi Pilpres 2019. Menurutnya, survei Litbang Kompas menjadi sinyal positif bagi Prabowo - Sandi, sekaligus warning bagi Jokowi - Ma’ruf.

BACA JUGA: Fadli Zon: Elektabilitas Prabowo - Sandi Lewati Jokowi - Kiai Maruf, Tipis

"Hari ini (Jokowi - Ma’ruf) tercatat di bawah 50 persen,dan memiliki tren elektabilitas terus menurun. Ini jelas angka yang membahayakan bagi petahana,” ujar Ferdinand seperti diberitakan JawaPos.Com, Rabu (20/3).

Baca juga: Fadli Zon Sebut Elektabilitas Prabowo - Sandi Sudah Lewati Jokowi - Kiai Ma'ruf

BACA JUGA: Hasto Anggap Elektabilitas Jokowi - Maruf Tak Tergoyahkan

Ferdinand menambahkan, dalam survei Litbang Kompas ada undecided voters 13,4 persen. Angka itu lebih besar dari selisih elektabilitas Jokowi - Ma’ruf dengan Prabowo - Sandi.

"Jadi responden yang belum memilih masih sangat besar tentu jadi peluang Prabowo masih sangat besar," tuturnya. "Ini tanda sinyal darurat bagi Jokowi, karena pada 17 April nanti Indonesia punya presiden baru‎," katanya.

Terpisah, politikus Golkar Ace Hasan Syadzily yang juga juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi - Ma’ruf menyatakan, ada penurunan tingkat kepuasan publik atas kinerja pemerintahan saat ini. Tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Jokowi yang pada Oktober 2018 masih di angka 71 persen, belakangan turun menjadi 58 persen. 

Ace mengatakan, penurunan tingkat kepuasan publik karena Jokowi terus digempur hoaks sehingga TKN pun bekerja ekstra. "Kami gencarkan kembali prestasi dan capaian keberhasilan pemerintahan Jokowi yang dilakukan para kader partai koalisi dan para relawan," kata Ace.

Ketua DPP Partai Golkar ini mengatakan, undecided voters‎ dalam survei Litbang Kompas masih sebesar 13,4 persen. Karena itu dalam sisa waktu satu bulan ini, katanya, TKN akan menggenjot upaya mengampanyekan keberhasilan pemerintahan Presiden Jokowi.

Baca juga: Hasto Yakin Elektabilitas Jokowi - Ma'ruf Tak Tergoyahkan

"Para pendukung yang militan itu kami instruksikan supaya melakukan kampanye dari pintu ke pintu dan meyakinkan para pemilih yang belum menentukan pilihannya‎," ungkap Ace.

Survei Litbang Kompas menggunakan metode pengumpulan pendapat melalui wawancara tatap muka terhadap 2.000 responden pada periode 22 Februari - 5 Maret. Margin of error survei di 34 provinsi itu kurang lebih 2,2 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.(jpc/jpg)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Janji Revitalisasi Pendidikan Jokowi - Maruf Amin Dapat Dukungan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler