jpnn.com - JAKARTA- Upaya dunia Pariwisata Indonesia untuk mengalahkan Malaysia yang mengaku sebagai Truly Asia sangat besar. Tak tanggung-tanggung, Menteri Pariwisata Arief Yahya menargetkan waktu dua tahun untuk mengalahkan negara tetangga itu.
Menurut Arief, sudah ada modal yang didapatkan selama 2015 lalu. Beberapa penghargaan berhasil disabet Indonesia, dan mengakahkan Malaysia dalam persaingan meraih penghargaan tersebut.
BACA JUGA: Alasan Anda Harus Duduk Tegak
"Kami sudah mengalahkan Hat-trick mengalahkan Malaysia di Halal Tourism Award di Abu Dhabi 2015. Lombok mendapatkan penghargaan World Best Halal Destination Award 2015 dan World Best Halal Honeymoon Award 2015. Lalu Hotel Sofyan Betawi memperoleh World Best Halal Hotel Award 2015. Malaysia yang selama ini menjadi legenda halal tourism tak mengantungi satu pun award. Jadi ini menunjukkan kepercayaan dunia internasional kepada dunia pariwisata Indonesia," katanya, Rabu (20/1).
Penghargaan internasional itu menurutnya membawa dampak luar biasa, salah satunya Lombok yang menjadi sangat bergairah. Atmosfer bisnis dan suasana industri perhotelan, restoran, biro perjalanan, dan semua usaha yang berbasis pada pariwisata mulai hidup.
BACA JUGA: Pria Wajib Tahu, 5 Kode Kerasss Wanita Ingin Bercinta
"Momentum inilah yang bisa kita kebut untuk mendapatkan wisman lebih banyak. Tinggal perbaiki destinasi dan lebih agresif promosi ke top five originasi halal," kata Marketeer of the year 2013 itu.
UN-WTO (United Nation World Tourism Organisation), Badan Dunia PBB yang mengurusi pariwisata, akan mengumumkan siapa saja jawara pariwisata di level global. Rencananya, pengumuman itu akan dilakukan pada Kamis (21/1) petang nanti.
BACA JUGA: Ini 4 Rahasia Agar Bercinta Makin Lamaaaaaaa
Award yang diberikan sejak 2003 lalu itu memiliki enam penghargaan. Dua penghargaan berupa individu, dan empat untuk kegiatan spesifik. Ini penghargaan yang paling bergengsi, level dunia, sistem penjurian paling ketat, bahkan tim jurinya melakukan penilaian dengan on line streaming.
Menpar Arief Yahya dua bulan silam sudah mengusulkan tiga unggulan Indonesia, dengan detail data-data dan aktivitas yang mendukung pariwisata. Dua award bidang individu itu adalah UN-WTO Ulysses Prize for Excellent in The Creation and Dessimination of Knowledge dan UN-WTO Life Time Achievement Award.
Empat award kegiatan spesifiknya, UN-WTO Award for Innovation in Public Policy and Goverment, UN-WTO Award for Innovation in Enterprise, UN-WTO Award for Innovation in Non Govermental Organizations, UN-WTO Award for Innovation in Research and Technology.
Indonesia sendiri mengajukan tiga hal yang menjadi andalan. Pertama, Yayasan Karang Lestari, di Kampung Pemuteran, Buleleng, Bali, yang diajukan dalam Coral Reef Reborn by Community Based Participation. Kedua, Pemkab Banyuwangi Jawa Timur, untuk strateginya Four Winning Strategies keys to Success of Developing Sustainable Tourism in Indonesia. Ketiga, CSR Kuta Beach Clean Up, Reward for Indonesia Teacher dan Villages Assisted in Lombok and Bali yang dilakukan oleh Garuda Indonesia.
"Kami berusaha mengalahkan Malaysia, berkompetisi dengan cara yang sehat dan fair. Kami punya unggulan, dan itu didorong habis-habisan," pungkasnya. (dkk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kabar Gembira, Tren Kunjungan Pariwisata Membaik
Redaktur : Tim Redaksi