jpnn.com - NEGARA - Bendesa Adat dan Panitia Karya, Jembrana, Bali, kemarin (1/11) menggelar upacara pecaruan. Acara ini dilakukan setelah dilaksanakan penggalian kuburan masal dan prosesi pengabenan terhadap sembilan kerangka jenazah korban Gerakan 30 September PKI (G30S/PKI) yang dikubur secara masal di jalan Desa Banjar Mesean, Desa Pakraman Batuagung, Kecamatan Jembrana, Kamis (27/10).
Upacara di tengah terik mentari itu diikuti krama Desa Adat Batuagung.
BACA JUGA: Ibu di RS Hendak Lahirkan Anak Kedua, Anak Pertama Kecemplung Sumur
”Kami melaksanakan upacara pecaruan Nyatur Desa Nawa Gempang Mance Kelud untuk membersihkan desa dari aura leteh atau cuntaka (kotor). Pecaruan dimulai pukul 11.00 Wita dan berakhir menjelang sore. Upacara dipuput Ida Peranda Gede Ray dari Grya Anom, Desa Batuagung,” terang tokoh Desa Pakraman Batuagung, Jero Mangku Ida Bagus Putu Suarma, Minggu (1/11) kemarin.
Usai prosesi pecaruan di lokasi penguburan masal dilaksanakan pengubaktian oleh krama adat (warga) dan pihak keluarga yang jenazah kerabatnya dikubur secara masal di tempat itu.
BACA JUGA: Menang Gugatan, KPU Belum Tetapkan Harry-Momento Sebagai Paslon Kada
Selanjutnya dilaksanakan prosesi ngelebar caru keliling desa setempat. Setelah upacara ngelebar caru, warga melaksanakan prosesi ngelebok atau membuang caru ke segara (laut). Upacara ngelebok dilaksanakan di Pantai Yehkuning, Kecamatan Jembrana.
Usai membuang caru ke laut, krama adat kembali ke lokasi penguburan masal untuk melaksanakan upacara meprayasita (pembersihan). Upacara dilanjutkan dengan metelah-telah serta terakhir upacara ngayab kahyangan tiga.
BACA JUGA: Soal Penggunaan Dana Desa, Ini Harapan Gubernur NTB
Prosesi pecaruan tersebut juga dihadiri unsur Muspida Kabupaten Jembrana dan mendapat pengamanan anggota Polsek Kota Negara. (don/mus)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Proses Pemadaman Api Makan 4 Korban, Ini Identitasnya
Redaktur : Tim Redaksi