Semburan Sinabung Sampai Medan

Minggu, 24 November 2013 – 07:18 WIB

jpnn.com - MEDAN- Gunung Sinabung lagi lagi erupsi, Sabtu (23/11) malam pukul 21.26 WIB, yang diikuti erupsi susulan pukul 21.38 WIB dan pukul 22.02 WIB. Efek erupsi ini lebih dahsyat dibanding hari-hari sebelumnya. Selain sudah sampai di Medan, erupsi kali ini memuntahkan batu kecil sebesar kerikil. Dari laporan yang diterima koran ini pada Sabtu (23/11) pukul 23.45 WIB, batu-batu itu memecahkan kaca sejumlah mobil di Desa Kutarakyat, Kecamatan Namanteran, Tanahkaro. Semburan debu erupsi Sinabung juga mulai menyelimuti pinggiran kota Medan, serta dikhawatirkan mengganggu penerbangan.

Arif Jaya (34), warga Tanjung Anom, Pancurbatu, mengaku terkena debu vulkanik saat melintas di kawasan Simpang Melati, Medan Tuntungan, sekitar pukul 23.05 WIB. Jarak pandang kendaraan di ruas Jalan Setia Budi dikabarkan mencapai 50 meter.   

BACA JUGA: Penduduk Meledak, Lahan Habis

"Tadi saya kira hujan, tapi kok tiba-tiba mata saya perih seperti kena debu. Saya lihat, jaket saya juga sudah putih semua terkena debu," ungkap Arif kepada wartawan koran ini tadi malam.  Selain itu, sejumlah warga di kawasan Pancurbatu, Simpang Pos, kawasan Ringroad, dan Jalan Sisingamangaraja juga mengaku merasakan debu vulkanik Gunung Sinabung.

Manajer Bandara Kualanamu, Jamal Amri, mengatakan pihaknya tengah menyiapkan skenario rute baru penerbangan dari dan ke Kualanamu. Rute baru itu akan digunakan apabila debu vulkanik Gunung Sinabung yang berulang kali erupsi dianggap mulai  mengganggu penerbangan.

BACA JUGA: Gepeng dan Anjal Muka Lama

"Kami akan memindahkan arah pendaratan maupun keberangkatan pesawat dari run way 23 arah pantai, yang sebelumnya dari run way 05 arah pegunungan Kabupaten Karo," kata Jamal, beberapa waktu lalu .

Pihaknya masih menunggu laporan terakhir mengenai arah angin, penyebaran, serta ketinggian debu vulkanik Gunung Sinabung dari petugas pemantau cuaca bandara. Jamal mengatakan, letusan Sinabung belum terlalu mengganggu penerbangan. Sejumlah pesawat sempat tertunda jadwal terbang dan pendaratannya di Kualanamu, tapi bukan disebabkan oleh letusan Sinabung. "Masalah teknis saja," katanya.

BACA JUGA: Kejati Lampung Dituding Kompromi Koruptor

Di sekitar kaki gunung, lava dan tinggi kolam debu tak lagi teramati akibat kabut tebal. Tapi  warga di lima desa memilih keluar kampung setelah dihujani batu-batu kecil sebesar kerikil.
Menurut keterangan pihak Pengamatan Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Sinabung, batu-batu itu berukuran 0,5-1 centimeter (cm). Kondisi ini yang membuat banyak warga mencari tempat perlindungan di hutan Jalan tembus Karo-Langkat.

"Kami semua dari Kuta Rayat lari hutan Jahe, karena sudah lumayan banyak batu yang turun," ujar Star Sembiring, staf PPGA Sinabung.

Batu-batu itu menghujani Desa Suka Nalu, Sigarang-Garang, Kuta Tonggal, Kuta Rayat dan Kuta Gugung (Lau Kawar).Warga yang kocar-kacir karena berlari di tengah hujan merasa khawatir kalau erupsi kemarin berpotensi dahsyat.

Apalagi catatan yang ada di PPGA Sinabung, Desa Ndokum Siroga Kecamatan Simpang Empat, getaran erupsi terasa kuat hingga radius 8 kilometer(km) selama dua menit, dan amplitudo letusan terasa selama 3 menit. Hingga Sabtu (23/11) malam belum ada laporan soal korban dalam peristiwa erupsi yang terjadi di tengah hujan dan kabut tebal itu.

Sebelumnya pada siang harinya, hujan deras yang mengguyur sekitar kawasan Gunung Sinabung menyebabkan tumpukan lahar dingin di Desa Sukameriah, Kecamatan Payung mencapai ketebalan 20-50 cm.

Petugas PPGA Sinabung Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gang Kayu Bakar, Desa Ndokum Siroga, Kecamatan Simpang Empat, Ahmad Nabawi membenarkan adanya aliran lahar dingin tersebut.

Sesuai penuturannya, banjir lahar dingin di Desa Sukameriah terjadi mulai pukul 12.53 WIB  hingga 13.29 WIB. Aliran menumpuk pada aliran lama sekitar 2,5 km dari puncak.

Akibatnya, jalan tembus Desa Gurukinayan-Sukameriah ditutup oleh pihak muspika setempat, karena merupakan kawasan rawan lahar dingin dan awan panas tersebut kembali digenangi aliran lahar yang dibawa air hujan dari puncak Sinabung.

Sebelumnya, lahar dingin juga turun ke areal perladangan dan mendekati pemukiman warga. Dampak luasnya, sejumlah areal pertanian penduduk yang ditinggal mengungsi rusak diterjang air bercampur material gunung seminggu lalu.

Lahar dingin sendiri diketahui menerjang deras mulai pukul 13.30 wib, itu diketahui tak lama setelah hujan deras mengguyur hampir sebagian besar wilayah Kabupaten Karo, termasuk sekitar gunung api Sinabung.

Menurut Kalvin, warga Desa Kuta Gugung, Kecamatan Naman Teran, air yang datang bercampur material debu dan bebatuan hingga menyebabkan air berwarna kecoklatan disertai lumpur dan batu kerikil mengaliri lahan pertaniannya yang berisi berisi tanaman tomat, kol dan cabai seluas 1 ha rusak terbawa arus lahar dingin.

"Jika tanaman terkena lahar dingin, bisa mnyebabkan mati gadis (mati muda), karena daunnya langsung layu dan kering, seperti tanaman cabai yang biasanya bisa dipanen berkali-kali, kini terancam gagal panen akibat lahar dingin ini," ujarnya.

Situasi tak beda juga terlihat di Desa Guru Kinayan. Walaupun tidak sebesar semalam, tetapi lahar dingin yang hadir Sabtu lalu membawa material yang kemarin tertahan.

Hal ini menjadikan tekanan banjir dirasakan cukup besar. Di daerah ini, banjir lahar dingin bahkan sudah mendekati pemukiman warga, walau demikian pada kedua Desa ini tidak ditemukan adanya korban jiwa karena penduduk rata rata telah diungsikan sebelumnya.

Lahar dingin untuk kali pertama juga terjadi di Desa Suka Meriah dan Guru KInayan. Dimana lahar juga melintasi hingga Sungai Kite Kambing, Desa Selandi Baru Kecamatan Payung.

Ini terjadi setelah hujan lebat dalam beberapa hari ini mengguyur kawasan sekitar gunung api Sinabung, sehingga material vulkanik yang berada di atas dibawa semuanya melintasi jalur sungai.

Sementara itu, situasi terkini kondisi gunung Sinabung hingga Sabtu (23/11) mulai pukul 00.00 sampai pukul 12.00 Wib terjadi sebanyak 27 kali gempa Vulkanik Dalam (VA) dengan amplitude maximum 5-94 milimeter (mm), serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitude maximum 0,5 mm.

"Menurut pengamatan kita secara visual, cuaca cerah-mendung di kawasan sekitar Gunung, angin bergerak perlahan ke arah timur, suhu udara 17 -24 celcius dan teramati asap putih dengan ketebalan 70 meter," terang Ahmad.

Sementara itu, mengingat masih tingginya aktifitas kegempaan di Sinabung, status Tanggap Darurat Erupsi diperpanjang hingga 30 Novembermendatang. Ini artinya, Pemkab Karo telah tiga kali memperpanjang masa darurat.

Penegasan perpanjangan tanggap darurat disampaikan Koordinator Media Centre Tim Tanggap Darurat Erupsi Sinabung, Jhonson Tarigan. Disebutkannya, seminggu ini terjadi peningkatan aktifitas ketinggian semburan material gunung api Sinabung.

Tercatat, ada dua kali yang paling diingat public, yakni gunung ini untuk tahun 2013 mengeluarkan erupsi terbesar. Itu berlangsung, Senin (18/11), dimana material vulkanik setinggi 8 kilometer yang disemburkan terlihat hingga kota Binjai, Deliserdang, Medan, dan Langkat ini telah memutihkan Kecamatan Tiga Nderket Kab Karo.

Tercatat, tinggi kolom debu Sinabung sejak mulai ditetapkan berstatus Siaga pada 3 November lalu hanya setinggi 7.000 meter. Namun, tidak pada pagi kemarin, suara gemuruh yang terdengar sepanjang diniharinya akhirnya ditutup dengan erupsi yang berlangsung selama 32 menit.

Kedua terjadi seharinya, Selasa (19/11) malam pukul 21.55 WIB. Pada erupsi itu Sinabung melontarkan debu setinggi 10 km yang mengarah ke barat, barat daya dan selatan. Sedangkan awan panas meluncur 500 meter ke tenggara. Hingga terakhir, belum ditemukan adanya korban atas letusan bergetaran sejauh 15 km itu.

Erupsi. menurut Petugas PPGA Sinabung itu, terjadi dengan diawali adanya kilatan petir di puncak, baru kemudian diikuti dengan erupsi bergetaran tinggi.

Getaran yang cukup kuat itu bahkan terasa hingga Berastagi yang berada di radius 16 km dari kawah aktif Sinabung. Dari catatan yang ada di PPGA Sinabung, getaran kuat itu berlangsung selama 3 menit, hingga kemudian erupsi berlangsung cukup lama sekitar 43 menit disertai lontaran pijar.

Kondisi kondisi ini dan ditambah belum adanya rekomendasi penurunan status dari PPGA Sinabung PVMBG terang Wakil Ketua Tim Tanggap Darurat Erupsi Sinabung, Ronda Tarigan adalah alasan yang paling mendasar kenapa masa darurat diperpanjang.

Masa Tanggap Darurat Sinabung sendiri sudah mulai dilaksanakan mulai 3 November lalu, darisana terus diperpanjang setiap satu minggu sekali. Kini sesuai keterangan, terdapat 9 desa yang warganya diungsikan ke beberapa lokasi pengungsian yang tersebar di Tiga Nderket, Payung, Kabanjahe dan Berastagi. (riz/nng/smg)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penggunaan Damkar Jepang Berbelit-belit


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler