jpnn.com, JAKARTA - Kementerian BUMN menemui pengunjuk rasa yang menolak pabrik Semen Indonesia di Rembang (Semen Rembang).
Para pedemo itu berada di depan Istana Negara sejak 4 September lalu.
BACA JUGA: Selamatkan Potensi Kerugian BUMN, Aparat Dapat Apresiasi
Asisten Deputi Pertambangan, Industri Strategis dan Media Kementerian BUMN Bagya Mulyanta tampak hadir menemui para pedemo.
Dia terlihat berdiskusi dengan massa. Bahkan, Koordinator Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Gunretno juga berbincang dengan Bagya.
BACA JUGA: Temui KSP, Aliansi Nelayan Klaim Cantrang Ramah Lingkungan
Menurut Bagya, terkait polemik Semen Rembang, pemerintah ingin memberi solusi terbaik kepada semua pihak, termasuk kelompok pengunjuk rasa.
"Pemerintah sama-sama bertujuan ingin membantu dan menyejahterakan seluruh masyarakat," ujar Bagya, Kamis (14/9).
BACA JUGA: Disuntik APBN, 6 BUMN Malah Merugi
Bagya mengungkapkan, Semen Rembang sebagai perusahaan milik BUMN memiliki tujuan memajukan negara.
"BUMN bekerja untuk Indonesia dan perhatian terhadap berbagai permasalahan bangsa Indonesia. BUMN hadir untuk negeri," ujar Bagya.
Dia menambahkan, PT Semen Indonesia telah membuktikan diri sebagai perusahaan BUMN yang ramah lingkungan dan merawat masa depan alam.
Di sisi lain, Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk Agung Wiharto membantah tudingan yang menyebutkan pihaknya melanggar perjanjian Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Kendeng.
Agung mengatakan, selama ini tidak ada perjanjian apa pun antara KLHS Kendeng dan pihaknya. Menurut dia, yang ada hanya saran dan usulan.
Agung mengungkapkan, sampai kini Semen Rembang tetap mematuhi rekomendasi KLHS Kendeng dengan tidak menambang di CAT Watuputih. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenhub Dorong BUMN dan Swasta Kelola Pelabuhan dan Bandara
Redaktur & Reporter : Ragil