Semoga Istri Irjen Ferdy Sambo dan 4 Anaknya Pulih

Kamis, 14 Juli 2022 – 21:18 WIB
Rumah dinas Irjen Ferdy Sambo menjadi saksi bisu baku tembak antarpolisi. Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Psikolog anak, remaja, dan keluarga Novita Tandry mengatakan istri Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi depresi setelah baku tembak antarpolisi di rumah dinas Irjen Sambo, Jumat (8/7) lalu.

Novita merupakan psikolog yang ditunjuk Polda Metro Jaya mendampingi istri Irjen Ferdy Sambo.

BACA JUGA: Rocky Gerung Ungkap 2 Fakta Baku Tembak di Rumah Irjen Sambo, Ada yang Sensasional

Nyonya Sambo dalam kejadian ini berstatus sebagai saksi korban yang mengalami pelecehan, penodongan, serta melihat baku tembak.

Novita mengungkapkan sejak kejadian hingga Rabu (13/7), kondisi istri jenderal bintang dua itu masih tidak stabil, terguncang, dan stres.

BACA JUGA: Polisi Bisa Selidiki CCTV yang Rusak di Rumah Irjen Ferdy Sambo? Begini Kata Pakar Digital Forensik

Menurut Novita tingkat stresnya dari sedang sampai berat.

"Keadaannya (istri Ferdy) sangat shock, terguncang, trauma, sulit berkonsentrasi. Tidak bisa tidur," kata Novita.

BACA JUGA: Psikolog Kasandra Putranto: Perselingkuhan Membawa Dampak Negatif kepada Anak 

Menurut Novita beban psikologis Nyonya Ferdy Sambo kian berat lantaran ramainya pemberitaan atas kejadian tersebut.

"Yang pasti, pertama, karena pelecehan. Kedua, karena melihat dan menjadi saksi langsung bagaimana terjadinya penembakan," tutur Novita.

Menurut Novita kondisi psikologis istri Irjen Ferdy Sambo perlu segera dipulihkan karena yang bersangkutan memiliki empat orang anak yang masih butuh perhatian.

"Concern saya adalah bagaimana peran ibu ini sebagai istri dan juga seorang ibu. Ada empat anaknya, umur 21, 17, 15, dan 1,5 tahun. Ini membuat  pendampingan tidak hanya pada ibu, tetapi juga pada anak-anaknya yang masih sekolah, kuliah, dan masih balita," kata Novita.

Dia juga menyebutkan ada tahapan dalam penyembuhan trauma seorang korban dan hal itu membutuhkan waktu tiga bulan sampai enam bulan. Tergantung pada kemampuan beradaptasi dari korban.

Tahapan yang dia maksud adalah DABDA, yakni denial (penyangkalan), angry (marah), bargaining (tawar-menawar), depression (depresi), dan acceptance (penerimaan).

Menurut dia, biasanya dalam langkah-langkah ini tergantung pada korban, bisa bolak-balik, bisa denial menganggap kejadian itu mimpi, tidak nyata, dan marah, baik kepada lingkungan atau diri sendiri.

"Selanjutnya, ada proses dengan bargaining, "oh, kalau saya begini, begitu, saya kira-kira bagaimana, saya bargaining dengan keadaan diri sendiri", dia akan masuk lagi dengan posisi depresi, baru yang terakhir acceptance," kata Novita.

Namun, Novita memastikan kondisi istri Irjen Ferdy Sambo bisa memberikan keterangan kepada penyidik terkait dengan peristiwa tersebut.

Novita pun berpesan kepada masyarakat agar lebih bijak dalam menyebarkan informasi agar tidak menambah beban psikologis yang mengalami peristiwa.

Selain itu, peristiwa yang dialami istri Ferdy Sambo selaku istri pejabat Polri, dapat menjadi pembelajaran bagi yang lainnya. (antara/jpnn)


Redaktur : Mufthia Ridwan
Reporter : M. Kusdharmadi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler