'Semoga Tidak Ada yang Sedang Kesurupan Utang Luar Negeri'

Senin, 25 Januari 2016 – 19:42 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Aktivis Petisi 28, Haris Rusly mengkritik keras Presiden Joko Widodo karena memberi lampu hijau proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang dikerjakan oleh perusahaan dari China. Haris menilai kebijakan tersebut sangat kontroversial, karena selain tidak menjadi kebutuhan mendesak, proyek tersebut juga tanpa melalui studi kelayakan dan masih bermasalah dari sisi AMDAL.

“Semoga kita tidak sedang dipimpin oleh seorang Presiden yang sedang kesurupan, yaitu kesurupan utang luar negeri, dan kesurupan infrastruktur, serta gila dan kesurupan investasi asing, tanpa mempertimbangkan dampak negatif dari kebijakan tersebut terhadap aspek kenegaraan yang lain (aspek ideologi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan),” tukasnya melalui pesan elektronik, Senin (25/1).

BACA JUGA: Kasus TPPI Rugikan Negara Rp 35 Triliun, Terbesar yang Pernah Ditangani Polri

Dalam program ini juga sangat jelas bahwa di tubuh pemerintah sendiri terjadi silang pendapat, Menko Maritim Rizal Ramli dan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menilai projek tersebut tidak masuk akal, lantaran jarak tempuh Jakarta-Bandung 145 KM terlalu singkat untuk layanan kereta cepat 250 KM per Jam.

Selain itu Haris melihat potensi ancaman dakam proyek pembangunan kereta cepat karena proyek tersebut bergantung kepada utang luar negeri kepada China.

BACA JUGA: Himad Purelang: Pembubaran BP Batam Cukup dengan Keppres

“Pembangunan infrastruktur yang bergantung sepenuhnya pada utang luar negeri sangat membahayakan, jika China mengalami krisis ekonomi, maka tak hanya projek tersebut yang mangkrak, bahkan Pemerintahan Jokowi-Kalla juga turut mangkrak di tengah jalan. Yang lebih mengerikan adalah nasib rakyat, bangsa dan negara Indonesia yang terlilit utang luar negeri juga terseret turut terbengkalai,” ungkapnya.

Dari itu, dia mengajak rakyat berdoa, agar terhindar dari dampak buruk akibat kelemahan pemimpin dalam memimpin Indonesia. Selain itu dia juga mengingatkan agar publik memperhatikan bahwa telah terjadi penjualan negara yang diselubungi oleh Paket Kebijakan Ekonomi Presiden Joko Widodo. (dil/jpnn)

BACA JUGA: Gara-gara Honorer K2, Menteri Yuddy Disebut Coreng Nama Baik Cirebon

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sepucuk Surat dari Yusril buat Bapak Joko Widodo


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler