jpnn.com, LABUAN BAJO - Sejumlah aktivis dan pegiat sosial di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT yang tergabung dalam Forum Komunikasi Muda Manggarai Barat menilai para pasangan capres-cawapres di Pilpres 2024 harus memiliki komitmen yang kuat untuk menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.
Mereka mendorong para aktivis yang ada di setiap tim pemenangan pasangan capres-cawapres membuat kontrak politik agar dalam tahun pertama kepemimpinannya bisa menuntaskan kasus pelanggaran HAM ini.
BACA JUGA: Masyarakat Diajak untuk Memilih Pemimpin yang Jauh dari Pelanggaran HAM
Hal ini disampaikan oleh aktivis sekaligus pegiat sosial Iron Hambut dalam acara bedah "Buku Hitam Prabowo Subianto, Sejarah Kelam Reformasi" di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT, Kamis (20/12).
"Saya minta dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, kepada seluruh aktivis yang saat ini berada di belakang Prabowo, di belakang Anies, dan di belakang Ganjar, buat komitmen bersama calon presiden anda, supaya kalau anda terpilih, setahun pertama, tuntaskan masalah ini," kata Iron.
BACA JUGA: Mimbar Demokrasi Mahasiswa Jambi: Lawan Dinasti dan Pelanggar HAM!
Dia memberi catatan kepada Prabowo Subianto sebagai capres juga harus mempunyai komitmen menyelesaikan masalah HAM tersebut. Meskipun, kata dia, nama Prabowo sering disebut-sebut dan diduga terlibat salam kasus penculikan sejumlah aktivis dulu.
"Biar Prabowo juga kalau Prabowo menang, Prabowo tidak dihantui ini terus, kan, gitu. Supaya sejarahnya, Indonesia tidak hidup dalam penasaran, benar enggak ini. Kalau bangsa ini mau jadi besar, jadilah bangsa yang jujur, harus mengatakan itu salah, ya, salah," tegas Iron.
BACA JUGA: Atikoh Ganjar Ikut Istigasah di Ponpes Kiai Idris Hamid demi Bangsa
Iron mengatakan dorongan menuntaskan kasus pelanggaran HAM berat ini tidak bisa dikaitkan dengan Pilpres 2024 semata. Menurut dia, buku hitam Prabowo Subianto yang hadir saat ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki sejarah gelap yang belum selesai.
Iron juga mengimbau kepada generasi milenial dan Gen Z agar membaca dan memahami buku Hitam Prabowo Subianto dan membuka referensi sejarah Indonesia lainnya. Menurut dia, hal tersebut penting agar generasi milenial dan Gen Z juga mengetahui sejarah yang terjadi 1997-1998 lalu.
'Generasi milenial dan generasi Z harus paham persoalan ini bahwa ada persoalan hak asasi manusia yang belum terselesaikan," pungkas Iron. (tan/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Polri Diminta Panggil Pihak yang Menuduh Prabowo Melanggar HAM
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga