jpnn.com, JAKARTA - Mantan Wakil Ketua Umum PBNU KH Asad Said Ali mengatakan, agama dan negara tidak bisa dipisahkan.
“Karena itu, Indonesia bukan negara teokrasi, bukan sekuler, tetapi negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama. Itulah Pancasila,” kata Kiai Asad, Jumat (3/8).
BACA JUGA: HNW: Sejak Awal Pancasila Menyerap Keberagaman
Kiai Asad pun mengajak seluruh masyarakat untuk kembali ke kesepakatan para pendahulu bangsa.
Yakni, semangat bersama membangkitkan negara Pancasila dan kebersamaan sebagai suatu bangsa.
BACA JUGA: Sindiran Prof Mahfud MD untuk Pendukung Khilafah dan 212
Selain itu, juga kebebasan beragama serta sikap tidak boleh saling menyalahkan.
“Kalau kita berpegang pada semangat Pancasila, saya yakin semua bisa diselesaikan dengan baik,” ungkap mantan wakil kepala Badan Intelijen Negara (BIN) ini.
BACA JUGA: INTI Gandeng Lemhanas demi Genjot Nasionalisme Kader
Intinya, sambung Kiai Asad, semua pihak harus dirangkul. Selain itu, jangan sampai ada pemaksaan kehendak.
“Misalnya, kita harus menjadi Barat atau kita harus menjadi Arab. Yang benar kita Indonesia,” tambah Kiai Asad.
Dia juga menyoroti polemik istilah Islam Nusantara yang diusung Nahdlatul Ulama (NU) dan Islam Berkemajuan yang digaungkan Muhammadiyah.
Menurut dia, kedua istilah itu baik karena intinya adalah Islam rahmatan lil alamin.
“Islam Nusantara maupun Islam Berkemajuan itu sudah paling ideal di Indonesia. Jangan dijadikan isu politik untuk kepentingan politik yang tidak bermanfaat bagi perkembangan bangsa Indonesia,” kata Kiai Asad. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi Persatuan, Jangan Biarkan Diskriminasi Muncul
Redaktur & Reporter : Ragil