Penelitian terbaru menemukan, semut-semut di daerah semi-kering Australia secara rutin membawa biji atau benih berukuran setengah badan mereka dari jarak 50 meter, dan dalam beberapa kasus, dari jarak ratusan meter.

Penelitian- yang diterbitkan dalam jurnal ‘Oecologica’ edisi terbaru -ini menunjukkan, semut-semut dalam kondisi ini membawa biji lebih jauh ketimbang di tempat lain.

BACA JUGA: Pemerintah NSW Bahas Radikalisasi dengan Pemimpin Komunitas Muslim

"Kami terperangah ketika melihat ini," kata salah satu peneliti, Dr Jonathan Majer,  entomology atau pakar serangga dari Universitas Curtin.


Di daerah semi-kering, semut kecil membawa muatan sebesar ini lebih jauh dari jarak biasanya. (Foto: Aaron Gove)

BACA JUGA: Protes Anti-Muslim Tidak Mencerminkan Sikap Warga Australia

Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa- rata-rata -semut tak membawa benih sangat jauh dari tanaman induknya, rata-rata hanya sejauh 2,24 meter.

Hal ini menimbulkan kesimpulan bahwa jika semut terlibat dalam penyebaran, tanaman jauh lebih mungkin untuk berkembang menjadi lebih banyak spesies karena ada pencampuran genetik akibat jarak yang jauh, kata Dr Jonathan.

BACA JUGA: Universitas NSW di Sydney Dapat Ancaman

Namun, ia mengatakan, perilaku menyebar benih yang dilakukan semut di daerah semi-kering dan gersang, tak banyak diteliti.

Dr Jonathan dan koleganya mengamati penyebaran biji-bijian dari pohon asli Acacia karina oleh dua spesies semut- Iridomyrmex agilis dan Melophorus turneri perthensis -di 400 kilometer sebelah timur Perth.

"Salah satu cara Anda bisa memelajari ini adalah dengan duduk dan menyaksikan, tapi ini sangat sulit untuk dilakukan dan sangat tak bisa dipercaya," kata Dr Jonathan.

Sebaliknya, para peneliti menggunakan penanda genetik dalam benih dan membandingkannya dengan penanda genetik pada tanaman di daerah tersebut.

"Dengan cara ini, kami bisa mengetahui dari tanaman mana benih ini berasal," utara Dr Jonathan.

Mengkapling pergerakan benih

Untuk memastikan bahwa semut benar-benar menyebarkan benih, para peneliti mengambil sampel benih dari ‘sampah pembuangan’ yang mecolok atau sampah rumah tangga di atas sarang mereka.

"Anda mendapatkan setumpuk pasir di sekitar lubang dan Anda menemukan benih di sana. Semut biasanya menghilangkan bagian berminyak dari benih, dan spesies khusus ini tak tertarik untu memakan sisa benih," jelas Dr Jonathan

Menggunakan penanda genetic, para peneliti mampu untuk merencanakan pergerakan biji dari pohon induk ke sarang semut.

Para peneliti terkejut ketika menemukan bahwa jarak rata-rata biji yang dibawa berkisar antara 40 dan 79 meter, dengan jarak maksimum antara 417 dan 423 meter.

Ini adalah "prestasi besar" yang dilakukan semut sepanjang empat atau lima milimeter, kata Dr Jonathan.

Para peneliti mengatakan, air tak bisa menyebarkan benih sejauh itu, karena sebagian besar benih ditemukan lebih atas dari tanaman induknya.

"Kami pikir semut terlibat - bahkan dalam peristiwa penyebaran jarak jauh," ungkap sang peneliti.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Australia Akan Mempercepat Penerimaan Pengungsi Dari Suriah

Berita Terkait