jpnn.com, JAKARTA - Senator atau anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Provinsi Papua Barat, Mervin Sadipun Komber mengecam pernyataan Menkopolhukam Wiranto terkait penembakan di Deiyai, Papua. Menurutnya, Wiranto sebagaimana diberitakan sejumlah media menyatakan bahwa insiden di Deiyai, Papua bukan pelanggaran HAM.
“Saya meminta presiden untuk mereshufle (mengganti, red) Menkopolhukam,” kata Mervin dalam pernyataan persnya dari Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu (12/8).
BACA JUGA: Oesman Sapta: Jadi Anak Muda Jangan Suka Minder dan Grogi
Mervin mempertanyakan pernyataan Menkopolhukam tersebut, apakah sudah ada investigasi atas kasus Deiyai? Apakah Pemerintah Pusat sudah mengumpulkan bukti-bukti terkait kasus penembakan di Deiyai? Apakah sudah didapatkan kronologis yang utuh dan berimbang?
Lebih lanjut, Mervin mempertanyakan, mengapa Menkopolhukam begitu gampangnya mengatakan bukan pelanggaran HAM? Bukankah ada korban jiwa di sana? Bukankah ada kekerasan di sana?
BACA JUGA: Sosok OSO dan Wiranto Dianggap Bisa Tingkatkan Elektabilitas Hanura
“Saya kecewa atas pernyataan Menkopolhukam dan saya bahkan mungkin masyarakat Papua kecewa atas pernyataan Menkopolhukam dimaksud,” tegas Mervin.
Alumnus Universitas Cenderawasih ini juga mendesak Menkopolhukam untuk menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya yang menganggap tidak ada pelanggaran dalam insiden di Deiyai, Papua.
BACA JUGA: Sipil dan Militer Tidak Sejalan
Dalam kesempatan itu, Mervin kembali mendesak Presiden untuk mengganti Menkopolhukam. Pasalnya, peristiwa Deiyai semakin menambah jerit tangis Anak Bumi Cenderawasih.
“Presiden diminta segera membentuk Tim Investigasi atas kasus ini,” ujar anggota DPD RI yang kerap dijuluki Senator Cenderawasih Mervin.(fri/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perusahaan Sebaiknya Ditutup Saja Jika Tak Mempunyai Program CRS
Redaktur & Reporter : Friederich