Sengaja Gambarkan Abbot Bermasturbasi agar Indonesia Lebih Dihormati

Senin, 25 November 2013 – 19:42 WIB
Fonda Lapod, kartunis yang menggambarkan Perdana Menteri Australia tengah bermasturbasi. Foto: dokumentasi pribadi for JPNN.Com

jpnn.com - JAKARTA - Fonda Lapod, kartunis yang menggambarkan Perdana Menteri Australia (PM) Tony Abbot tengah bermasturbasi, membantah anggapan dirinya telah dipesan oleh Harian Rakyat Merdeka untuk menggambar kartun yang membuat heboh di Negeri Kanguru itu. Fonda menegaskan, gambar itu adalah perwujudan sikapnya terhadap kasus penyadapan yang dilakukan intel Australia terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Fonda menyampaikan bantahan itu karena sejumlah media Australia seolah memunculkan kesan bahwa dirinya sengaja dipesan untuk menjelek-jelekkan Abbot. Pasalnya, sejumlah media di Australia yang terafiliasi dengan Fairfax Media Group, menurunkan artikel dengan judul "Abbott cartoonist recalled to ridicule PM".

BACA JUGA: Deputi Pengendalian Usaha SKK Migas Ngaku Selesaikan Berkas TPPU

Dalam berita di Sydney Morning Herald dan The Age tertulis bahwa Fairfax merasa paham betul bahwa Fonda memang sudah tidak bekerja lagi di Rakyat Merdeka. Sebelumnya, Fonda memang pernah membuat gempar media dan publik Australia ketika membuat kartun di harian yang sama berupa dua dingo berwajah PM John Howard dan Menteri Luar Negeri Australia kala itu, Alexander Downer.

Fonda mengatakan, dirinya tak ada lagi ikatan manajerial dengan Rakyat Merdeka. "Saya bukan dipanggil oleh RM (Rakyat Merdeka, red). Tapi karena saya minta space saja di front page (halaman depan, red) RM. Jadi ini panggilan nurani, bukan pesanan,"  kata Fonda kepada JPNN.Com Senin (25/11).

BACA JUGA: Politisi Kutu Loncat Jangan Langsung Diberi Jabatan

Menurutnya, gambar itu adalah sikapnya dalam memandang persoalan antara Indonesia-Australia pasca-terungkapnya kasus penyadapan terhadap SBY dan lingkaran dekat Istana. Ditegaskannya, karikatur adalah elemen jurnalistik yang paling efektif menggiring opini publik untuk membalas tekanan

"Daripada lelah beretorika, berbusa-busa. Kalau jurnalis tulis boleh menulis sikapnya di berita, saya sebagai kartunis menuangkan sikap saya dalam bentuk kartun itu. Ini spontanitas saja untuk mendukung negeri dari tekanan yang tak baik," ucapnya.

BACA JUGA: Yakin Usung Capres Sendiri tanpa Harus Koalisi

Fonda menambahkan, sah-sah saja selama ini media-media di Indonesia sering mengkritisi pemeirntah. Namun, lanjutnya, dalam hal ini sebaiknya media di Indonesia juga menunjukkan sikapnya.

Fonda pun mengakui, sebenarnya sikap Abbot tentang penyadapan atas SBY tidak setegas dan seberani john Howard saat memberi perlindungan kepada 43 aktivis Papua Merdeka. Namun, kata Fonda, sikap tegas Pemerintah SBY tetap perlu didukung.

"Benar kata literatur hubungan internasional bahwa musuh paling berbahaya ya tetangga. Indonesia negri yang welcome terhadap siapa saja, jadi jangan jahat ke kita. Jadi apa salahnya kalau saya mendukung langkah pemerintah dengan membuat kartun itu?" tegasnya.

Lantas mengapa Fonda melukiskan Abbot tengah bermasturbasi? "Karena kegiatan seks yang dipertontonkan di depan publik adalah hal yang terendah dalam moral manusia, tak ada lagi ikon yang lebih menarik dari itu. Dan hampir semua political cartoonist menempatkan ketelanjangan jadi muatan pesan kartunal yang keras untuk hal yang kontradiktif," pungkasnya.

Kartun cabul Abbot tengah bermasturbasi itu pertama kali muncul di Rakyat Merdeka edisi Sabtu (23/11). Abbot digambarkan hanya bercelana pendek dengan celana dalam bendera Australia.  Karikatur itu menunjukkan Abbot yang tengah membuka pintu dengan tangan kiri, bermasturbasi menggunakan tangan kanannya sembari berbisik : "Ssst! Oh my God Indo ... So Sexy.”

Kartun di Rakyat Merdeka itu menjadi ilustrasi berita berjudul "Alat Sadap Dipasang di Handel Pintu, Atap Ruang Rapat dan Sekering Listrik" yang mengutip keterangan Lembaga Sandi Negara.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bentuk Satgas Outsourching Kawal Rekomendasi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler