Sengketa dengan Perusahaan, Warga Desa Diintimidasi Oknum TNI

Rabu, 30 Desember 2015 – 07:15 WIB

jpnn.com - BANTARGEBANG – Warga di Kampung Parigi, RT 01/06, Kelurahan Cikiwul, Bantargebang, terancam terisolir dari lingkungan sekitar mereka. Pasalnya, satu-satunya akses jalan masuk menuju daerah tersebut bakal ditutup. 

Penutupan menyusul memanasnya hubungan warga dengan perusahaan baja, PT Peni Jaya yang mengklaim akses jalan menuju pemukiman tersebut sebagai lahan milik mereka. Bahkan diduga pihak perusahaan menggunakan jasa oknum TNI untuk memuluskan rencana penutupan akses jalan masuk tersebut.

BACA JUGA: Pagi Berangkat Sekolah, Malam Mangkal

Jalan masuk menuju perkampungan Parigi itu memiliki diameter panjang 900 meter dan lebar 4 meter. Itu merupakan jalan satu-satunya warga untuk keluar masuk ke pemukiman dari depan Jalan Raya Narogong. Warga setempat sudah memanfaatkan jalan tersebut selama puluhan tahun. Pemukiman warga dan lahan milik perusahan sendiri dipisahkan dengan tembok beton. Apabila tembok pemisah tersebut ditutup otomatis warga Kampung Parigi akan terisolasi. 

Ketua RT Iwan Setiawan (33) mengungkapkan, pada pekan lalu kampungnya tersebut didatangi puluhan oknum TNI dengan menggunakan seragam loreng yang menyatakan bakal menutup akses jalan masuk ke Kampung Parigi. Warga yang mendengar pernyataan tersebut terheran-heran lantaran selama ini merasa tidak pernah punya masalah dengan pihak TNI. 

BACA JUGA: Jelang Tahun Baru, Tukang Jamu pun Jadi Sasaran Razia

"Warga heran kok kenapa ada TNI datang ke sini bilang akan menutup akses jalan. Ini kan masalah warga dengan pihak perusahan baja, bukan dengan TNI. Pas warga Tanya, katanya ini perintah pimpinan," ungkapnya kepada Radar Bekasi, Senin (28/12).

Iwan juga mengatakan permasalahan tersebut sudah pernah dibahas dalam rapat di ruang Asisten Daerah II pada 5 September 2014 lalu. Pemkot Bekasi sudah memberikan saran kepada pihak perusahan agar permasalahan dapat diselesaikan dengan baik. 

BACA JUGA: Evaluasi APBD DKI, Kemendgari Fokus Pada Dana Bantuan untuk Daerah Mitra

Saat itu pemkot memberikan dua pilihan yaitu masalah ini dibawa ke ranah hukum atau dibuatkan jalan pengganti yang menjadi akses warga. Setelah pertemuan tersebut warga tidak mendapatkan keputusan dari pihak perusahan hingga akhirnya puluhan oknum TNI datang menyampaikan rencana penutupan akses jalan.

Iwan melanjutkan, ada jalan alternatif di sisi selatan yang dibuatkan oleh perusahan tetapi jalan tersebut tidak sesuai dengan harapan warga, pasalnya akses jalan tersebut terlalu sempit dan hanya dapat dilewati satu motor saja. "Jalan gak sesuai cuma satu motor doang yang bisa melintas," paparnya.

Warga kini sengaja bertahan di perbatasan tembok beton agar pihak perusahan tidak menutup jalan. Selain itu, warga juga menggunakan tulisan ditembok untuk memprotes tindakan perusahan.

Sementara, Camat Bantargebang M Bunyamin mengatakan Pemkot Bekasi telah menjadi penengah warga dan perusahan, dan meminta untuk tidak dilakukan penutupan sampai ada jalan pengganti atau sampai ada kejelasan status hukum. Mengingat warga telah mendiami kampung tersebut secara turun menurun.

"Pihak perusahan juga jangan terlalu arogan menyikapi permasalahan ini, perusahan itu berdiri berdampingan dengan masyarakat dan harus pertimbangkan aspek sosialnya. Kalau sampai warga terisolasi bisa kacau nantinya," ujar pria yang baru saja menjabat Camat Bantargebang ini.

Dari pantauan Radar Bekasi, puluhan anggota kepolisian dan TNI berjaga-jaga di sekitar lokasi guna mengantisipasi memanasnya keadaan apabila rencana penutupan akses jalan menuju Kampung Parigi benar-benar dilakukan oleh pihak perusahan. (dat/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nah Lho... Terminal Blok M Sepi Metromini dan Kopaja


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler