Dalam pameran karya seninya, Ai Weiwei, seniman asal China meminta Australia untuk berterus terang dalam membahas masalah budaya dan politik dengan China.
BACA JUGA: Komplotan Asal Nigeria Tipu Biro Perjalanan di Perth Rp 500 Juta
Seni karya Ai Weiwei sedang ditampilkan dengan karya Andy Warhol, ikon seniman pop asal Amerika Serikat di National Gallery of Victoria, Melbourne.
Kepada ABC, Ai mengatakan bagaimana pentingnya kemitraan yang dimiliki oleh Australia dan China.
"Saya rasa, tentu saja Australia dan China adalah masyarakat yang sangat berbeda," kata Ai.
"Kami memiliki budaya dan kondisi politik yang sangat berbeda. Tapi jika ikita adalah mitra yang baik, maka kita akan benar-benar memberikan saran terbaik. Kita harus peduli soal kesejahteraan dari mitra kita."
Menurutnya, sangat penting bagi Australia untuk menyatakan nilai-nilai yang mereka miliki dan memikirkan apa yang terbaik bagi China.
BACA JUGA: Pedansa Paling Muda Berusia 71 Tahun di Ibukota Dansa Australia
Ai bukan hanya seorang artis. Ia kerap berbicara soal hak asasi manusia dan kebebasan individu di Cina. Tapi ia pun tahu apa konsekuensinya.
Di tahun 2009, ia dipukuli oleh polisi setelah melakukan "penyelidikan" soal gempa Sichuan, yang menewaskan ratusan ribu orang.
Dua tahun kemudian, ia dipenjara tanpa dakwaan selama hampir tiga bulan. Alasan yang dituduhkan adalah soal penggelapan pajak, setelah sebelumnya ia mengkritik kebijakan di China.
Sejak itu, ia yakin jika penjara adalah 'harga yang harus dibayarnya' sebagai seorang aktivis.
"Kebebasan berbicara atau hak asasi manusia tidak pernah diberikan secara gratis," katanya.
"Dibutuhkan pengorbangan seseorang untuk berusaha. Ya, saya telah menderita dan banyak orang terus menderita. Pengacara saya sudah 1,5 tahun dan masih dipenjara. Dan masih banyak orang yang dipenjara. "
Pameran yang
Ai Weiwei, 2012 (Ai Weiwei Studio)
menampilkan karyanya bersama karya Andy Warhol di Melbourne menitikberatkan pada tema hak politik dan manusia.
Karya seninya yang tergabung dalam 'LETGO', menampilkan sosok 40 aktivis hak asasi manusia di Australia yang dibuat dari ratusan ribu batang plastik buatan China.
Anda bisa melihat sosok Julian Assange, Rosie Batty, Julian Burnside QC dan Archie Roach yang dibuatnya dari semacam lego ini.
"Ini adalah tentang para aktivis atau orang-orang yang berbicara hak asasi manusia di Australia," kata Ai.
Ai sebenarnya mengaku jika dia sedikit tahu soal hak asasi manusia di Australia, karenanya ia melibatkan akademisi Australia untuk memutuskan siapa yang akan ditampilkan.
Menurutnya, meskipun sudah bertahun-tahun dirinya mengkritik keras negara China, masih ada topik-topik yang dilarang di China.
Saat ditanya apakah kegiatan dan seninya dapat mengubah Cina, dia menjawab: "Saya rasa jika saya bisa mengubah diri sendiri, maka saya bisa mengubah China."
"Aku bagian dari China dan China adalah bagian dari diriku, sehingga setiap hari saya mencoba untuk melakukan beberapa perubahan," katanya.
"Saya mencoba meyakinkan diri sendiri untuk lebih memperhatikan suara-suara orang lain ... dan untuk menyuarakan mereka yang lemah, atau orang-orang yang tidak memiliki suara..."
"Saya peduli hak asasi manusia dan kebebasan berbicara. Dan menurut saya itu adalah melindungi arti yang paling dasar soal seni."
BACA JUGA: Peternakan Mungil di Queensland Ini Tampung Binatang Berkebutuhan Khusus
BACA ARTIKEL LAINNYA... Perkosa Rekan di Barak, Tentara Australia Divonis Penjara 5 Tahun