jpnn.com, JAKARTA - Faber-Castell Art Festival 2023 berhasil menyedot pengunjung di Senayan City.
Beragam kegiatan menarik ditampilkan dan mengundang keingintahuan pengunjung.
BACA JUGA: Kunjungi Faber-Castell Art Festival 2023 di Sency, Ada Promo Besar-besaranÂ
Seperti Jumat malam (3/11) diisi dengan talkshow bertemakan Art 4 All yang diisi beberapa seniman berbakat, di antaranya Mohammad Taufik (emte), Tusita Mangalani, dan Adi Chandra.
PR Manager FCII Andri Kurniawan mengatakan seni adalah untuk semua kalangan usia tanpa mengenal strata. Lewat seni, kata dia kreativitas akan muncul.
BACA JUGA: Tahun Ajaran Baru, Faber-Castell Hadirkan 2 Produk Anyar, Cocok untuk Prasekolah & Remaja
"Faber-Castell menyadari akan hal tersebut, makanya setiap produk kami akan membuat semua kalangan lebih kreatif," kata Andri dalam talkshow yang membahas masalah kreativitas.
Dia menambahkan selain memantik kreativitas, produk Faber Castell juga aman untuk kesehatan, karena menggunakan pewarna makanan dan hanya menggunakan air. Tidak ada bahan alkohol yang dicampurkan sehingga aman untuk anak-anak kecil.
BACA JUGA: Anak Buah Nus Kei Turun dari Mobil Langsung Ditembak Kelompok John Kei
Pada kesempatan sama ilustrator dan komikus Mohammad Taufik (emte) menilai seni harus diperkenalkan sedini mungkin. Biasanya anak yang sejak kecil suka seni, lebih kreatif.
Selain itu, seniman juga harus akrab dengan teknologi, karena membantu untuk berkarya.
"Dengan teknologi banyak peluang untuk meningkatkan kemampuan lebih jauh lagi," kata emte, sapaan akrabnya yang mengaku sejak kecil sudah menyukai seni.
Sama halnya dengan Tusita Mangalani, visual artist. Menurut Tusita, seni tidak mengenal usia. Banyak yang jadi visual artist pada usia dewasa.
"Bagi saya Art 4 All untuk semua kalangan, tidak ada batasan," cetusnya.
Dia juga menyentil tentang besarnya pengaruh medsos untuk seniman. Seniman perlu membangun images dari sosmed.
Tusita menilai lebih mudah menceritakan sesuatu lewat medsos. Salah satunya menarik minat milenial terhadap seni bisa lewat medsos.
Misalnya, seniman itu menjanjikan, gajinya besar, prospek kerjanya banyak.
Sementara itu, Adi Chandra, Art therapist melihat manusia itu tidak bisa lepas dari seni. Terkadang ada anak yang awalnya suka seni melukis, tiba-tiba di tengah perjalanannya malah suka musik.
"Yang seperti itu sebenarnya bisa digabungkan menjadi seni audiovisual. Jadi, seni itu ada di mana-mana dan bisa dalam bentuk apa saja tergantung kreativitas masing-masing," terangnya.
Faber-Castell Art Festival 2023 mengusung tagline #InspiringCreativity Faber-Castell Art Festival, sebuah festival kesenian yang menghadirkan 5 keragaman dalam satu kegiatan yang terdiri atas Exhibition, Workshop, Talkshow, Creative Journey, and Competitions.
Festival seni ini berlangsung selama enam hari mulai 31 Oktober - 5 November 2023 bertempat di Main Atrium Senayan City (Sency), Jakarta.
Festival ini menampilkan beragam hasil karya dan kegiatan yang fokus bertemakan kreativitas dan keberlanjutan (sustainability) dalam satu pergelaran acara.
Managing Director Faber-Castell International Indonesia, Yandramin Halim mengatakan kegiatan ini dibuat dalam rangka untuk meningkatkan kreativitas melalui seni (Art for creativity). Seni dapat dilakukan untuk semua kalangan dan usia (Art For All).
Kegiatan Faber-Castell Art Festival ini menunjukan apa yang dilakukan oleh seni (to show), memberikan inspirasi (to inspired) dan melibatkan masyarakat untuk turut terlibat (to engaged).
'Masyarakat bisa terlibat dalam proses itu sendiri, karena di dalam kegiatan ini terdapat beragam kegiatan-kegiatan yang dapat menarik dan kreatif, termasuk di antaranya lomba dan booth-booth yang ada di acara ini," terangnya.
Selama kegiatan ini juga akan dihadirkan pameran karya gambar yang berasal dari lintas profesi dan usia, serta hasil karya seni juga dapat dijual-belikan, sehingga kegiatan seni dapat bernilai komersial juga, tambah Halim.
Tidak hanya itu, di kegiatan ini juga menampilkan dua booth yang unik, yakni di booth Art Alive di mana transformasi seni secara konvensional analog ke digital. Juga manga booth yang mengubah digital ke analog. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gus Mus: Ada Republik Rasa Kerajaan
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Mesyia Muhammad