Sentimen Rasial Meningkat, WNI di Amerika Serikat Diminta Waspada

Senin, 14 Agustus 2017 – 16:13 WIB
Aksi demonstrasi kelompo supremasi kulit putih di Charlottesville, Virginia, Amerika Serikat. Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington DC meminta WNI dan diaspora Indonesia di Charlottesville, Virginia, Amerika Serikat, untuk waspada. Pasalnya, sentimen berbau rasisme yang berkembang di sana dikha­watirkan bisa mengancam keselamatan WNI.

''Kami mengimbau agar mereka waspada, menghindari lokasi kerusuhan, mematuhi arahan pemerintah setempat, dan memperhatikan keselamatan. Kami menyampaikan imbauan melalui SMS dan e-mail blast,'' kata Duta Besar RI di AS Budi Bowoleksono kepada Jawa Pos, Minggu (13/8).

BACA JUGA: AS Remehkan Ancaman Korut

Imbauan ini dikeluarkan KBRI menyusul aksi demonstrasi besar-besaran kalangan supremasi kulit putih yang diwarnai bentrokan dengan massa kelompok antirasisme.

Satu orang tewas dan 19 lainnya mengalami luka-luka setelah pendukung kelompok ekstrem sayap kanan, James Alex Fields Jr menabrakkan mobil Dodge Challenger abu-abu miliknya ke kelompok antirasis

BACA JUGA: Trump Galak di Twitter, Tapi Takut Bertemu Media

Terkait dengan insiden tersebut, Budi memastikan tidak ada WNI yang menjadi korban. Dia juga mengabarkan bahwa kondisi Charlottesville mulai tenang dan terkendali.

''Menurut data, ada 3.207 WNI di Virginia. Sekitar 80 orang di antara mereka tinggal di Kota Charlottesville. Tidak ada yang jadi korban,'' terangnya.

BACA JUGA: 16 Negara Masuk Nominasi Tim Kuat WSDC 2017, Korea Tantang AS, Indonesia?

Pakar hubungan luar negeri Universitas Padjadjaran Teuku Rezasyah menilai, gerakan white supremacy membuktikan bahwa integrasi sosial merupakan sebuah tantangan yang tiada akhir bagi semua negara di dunia, termasuk AS.

''Kejadian ini juga jadi bukti bahwa supremasi kulit putih, yang biasanya diwakili Ku Klux Klan, ternyata sudah terwakili oleh organisasi tanpa bentuk (OTB) yang sulit terdeteksi oleh pemerintah dan masyarakat,'' ungkap Teuku.

Teuku menilai, dengan kredibilitas pemerintah AS, diperkirakan tidak akan terjadi eksodus masyarakat nonkulit putih serta pelarian aset mereka.

Untuk mempercepat penyelesaian krisis, kata dia, pemerintah AS diperkirakan akan berkonsultasi dengan para tokoh masyarakat di sana. (and/c11/c5/any)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ngeri! Korut: Amerika Akan Membayar Ribuan Kali Lipat


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler