KUALATUNGKAL--Senyerang kembali memanasSekitar 100 warga setempat yang"difasilitasi Persatuan Petani Jambi (PPJ) menduduki lahan yang disengketakan dengan PT Wira Karya Sakti (WKS)
BACA JUGA: Gubernur Dihadiahi Pakaian Dalam Wanita
Mereka berhasil menerobos kanal 19, areal konsesi PT WKS, Rabu malam (21/12)Informasi di lapangan menyebutkan, sebenarnya Kanal 19 sudah digali dan ditutup perusahaan dengan kontainer
BACA JUGA: Status Honorer Tak Jelas, Satpol PP Ngamuk
Tapi warga berhasil masuk dengan cara menyelinap secara diam-diamBACA JUGA: Target 30 Persen Camat Perempuan
Untung tidak terjadi bentrok dengan petugas securityPersonil yang bertugas di pos kanal 19 bubar begitu warga berhasil masuk.Wakapolres Tanjab Barat Kompol Ida Bagus Winarta membenarkan aksi pendudukan lahan tersebutMenurut dia, dalam aksi tersebut tidak ada korban jiwa, baik dari warga maupun petugas Security WKSDia berharap, masyarakat bisa menahan diri, jangan sampai terjadi bentrokan dengan aparat.
Ida Bagus mengatakan, hingga kemarin (22/12), Polres Tanjab Barat telah mengerahkan 50 personil ke lokasi pendudukan lahanPihaknya juga telah meminta bantuan Sat Brimob Polda Jambi, yang saat ini masih standbye di Tebing Tinggi.
"Mereka mulai menerobos ke kanal 16, sejak Rabu malam sekira pukul 20.00 wib,"kata mantan Kabag Ops Polres Tanjab Barat ituDia menambahkan bahwa polisi tidak terpancing meski warga menerobos kanal 19 secara diam-diamJika memang warga menginginkan Bupati Tanjabbar hadir, Polres Tanjabbar siap memfasilitasi.
"Kita juga tidak ingin bentrok dengan masyarakatApalagi pihak yang berkompeten menyelesaikan persoalan ini adalah pemerintah Daerah," kata lelaki bertubuh putih ini, kemarin.
Indik, kordinator aksi pendudukan lahan mengatakan, mereka akan bertahan sampai ada penyelesaian konflik yang berkepanjangan iniMereka akan siap membubarkan diri, jika ada surat resmi dari Menteri Kehutanan yang berisi penyelesaian konflik.
Menurut dia, warga sudah mendirikan tenda darurat dan dapur umum di kanal 16Bahkan, mereka sudah memblokade jalan dengan membentangkan kayu akasia di kanal 10, agar pihak kepolisian tidak bisa masuk
"Kami blockade jalan agar polisi tidak bisa masukSementara, kami berpusat di kanal 16, dengan membentang tenda dan dapur umum di balik kontainerDi kanal 19, ada beberapa warga yang standbyeKontainer yang berada di kanal 19 sudah kami balikkan," jelasnya.
Indik menegaskan, meski Dewan Kehutanan Nasional (DKN) sudah turun ke lokasi, bukan berarti menyurutkan semangat warga untuk menduduki lahan"DKN yang datang kesini hanya memperdalam data sajaNamun kami tetap bersikeras, untuk bertahan sampai ada penyelesaian," tegasnya.
Warga, kata dia, tidak akan berlaku anarkis jika tidak dipancing oleh pihak kepolisian maupun unit reaksi cepat perusahaan"Kami hanya menuntut hak kami kembaliSelagi tidak dipancing, kami tidak bakal anarkis," ucapnya.
Terpisah, Asisten II Ekbang Setda Tanjabbar Mukhlis mengatakan, pemerintah kabupaten (Pemkab) sudah berupaya menyelesaikan konflik tersebutBahkan, Bupati sudah mengutus Kadishut untuk berangkat ke Jakarta menemui DKN.
"Bapak Bupati sudah memerintahkan Kadishut untuk mengejar ke DKNYang jelas, pemerintah kabupaten Tanjabbar berada di pihak masyarakat," ujarnya.
Dia berharap, masyarakat bisa menahan diri, jangan sampai terjadi bentrokan dengan aparat kepolisianMenurut dia, aksi pendudukan lahan yang dilakukan masyarakat Senyerang adalah bukti kekesalan warga karena penyelesaian konflik yang berlarut-larut"Kita juga tidak bisa salahkan masyarakat, mereka sudah berupaya untuk mendapatkan lahan kembali," kata mantan Kabag SDA Setda Tanjabbar ini.
Dijelaskan Mukhlis, Pemkab Tanjabbar sepakat jika lahan tersebut dimitrakan dengan masyarakatApalagi luas hutan di Tanjab Barat masih 48%, dan sangat berpotensi dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat."Intinya, Pemkab akan berjuang sampai ada bargainingBupati akan ke Menhut guna menyelesaikan konflik lahan ini," tambah dia.(nik/rt)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jalan Tol Bali Mulai Dibangun
Redaktur : Tim Redaksi