Sepenggal Kisah A Man Called #Ahok

Senin, 16 Januari 2017 – 13:08 WIB
Basuki Tjahaja Purnama, di acara buku A Man Called #Ahok. Foto: Andrian Gilang/JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com -Basuki Tjahaja Purnama kini hadir lewat sebuah buku. Lembar kertas berjilid yang muncul kali ini berjudul A Man Called #AHOK Sepenggal Kisah Perjuangan & Ketulusan.

Buku ini ditulis oleh Rudi Valinka, pemilik akun Twitter @kurawa. Rudi mengaku membuat buku ini untuk mengonfirmasi sosok Ahok, panggilan Basuki, yang kini terjerat perkara dugaan penodaan agama.

BACA JUGA: Hadiri Maulid di RelaNU, Pak Ahok Dapat ‘I Love U

Ahok terjerat perkara itu imbas perkataannya mengenai surah Al Maidah ayat 51 di Kepulauan Seribu. Mantan Bupati Belitung Timur itu datang untuk kunjungan kerja.

"‎Tabayyun di background pekerjaan saya itu penting. Di kasus Pulau Seribu, saya harus Tabayyun, konfirmasi. Sebab, Pak Ahok ngomong enggak ada niat menista agama," kata Rudi saat bedah buku A Man Called #AHOK di BPU Ruma Gorga Mangamputua 2, Pondok Bambu, Jakarta Timur, Senin (16/1).

BACA JUGA: Ceramah di Al Azhar, Anies: Firaun Juga Berintegritas

Rudi mengaku, tidak bisa begitu saja memercayai omongan Ahok terkait dugaan penodaan agama. Karena itu, dia perlu mencari bukti. Akhirnya, Rudi memutuskan pergi ke Belitung Timur.

Di Belitung Timur, Rudi mencari sosok yang ‎berhubungan dengan Ahok. Mulai dari kehidupannya saat kecil hingga terjun ke dunia politik. "‎Saya tiga hari tiga malam di Belitung," ‎ucapnya.

BACA JUGA: Mendagri Belum Bisa Putuskan Status Ahok

Lewat buku A Man Called #AHOK, Rudi ingin memberikan edukasi kepada ‎masyarakat terkait masalah suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA). Pasalnya, sebanyak 40 persen orang yang puas dengan kinerja Ahok percaya bahwa mantan Bupati Belitung Timur itu melakukan penodaan agama.

Namun, Rudi menyayangkan, sebanyak 80 persen yang tidak suka Ahok, ternyata belum pernah menonton pidato suami Veronica Tan itu secara utuh ketika berada di Kepulauan Seribu.

Foto: tokopedia

"‎Saya maunya dengan buku ini kita punya bahan bicara. Edukasi bahwa SARA enggak boleh lagi, harus dibuang jauh-jauh," tutur Rudi.

Rudi yakin bahwa buku yang dia buat bisa dipertanggungjawabkan. Sebab, dia menambahkan, ada tiga kekuatan dalam buku A Man Called #AHOK.

"‎Kekuatan buku ini punya narasi, gambar, dan terkonfirmasi dengan ‎pihak-pihak yang bersangkutan," ungkap Rudi. (gil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tok Tok Tok... Please Pilih Pak Ahok


Redaktur & Reporter : Gilang Sonar

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler